Kamis, 21 Februari 2013

Mengunjungi Saudara-saudara di LEMBAGA PERMASYARAKATAN Kab.Siak


      Alhamdulillah segala puji bagi allah swt yang telah melimpahkan taufik dan hidayahnya kepada kita sehingga allah pelihara kita dari perbuatan keji dan mungkar.
Dengan hasil dari musyawaroh mingguan di Mushalla al-falah buton pada jum'at malam sabtu tggl 15 februari 2013 untuk menjenguk saudara kita dan membawa bekal untuk mereka ;
1. A
2. M
3. I
4. H
nama dirahasiakan karena ini merupakan aib,

Pada hari rabu tggl 20 februari 2013 alhamdulillah beberapa saudara yang serta ikut dalam kunjungan ini ada 6 orang;
1. Mas'ud (ketua Mushalla)
2. Moch Masri (pak imam)
3. Firman syah (pak imam)
4. M. Yusuf
5. Naldi
6. Abd aziz
Pada hari rabu ini tidak dapat berjumpa karena keterlambatan waktu.
jadi kami mngulanginya pada hari kamis 21-februari-2013 tapi yang dapat serta hadir dalam kunjungan ini hanya 4 orang :
1. Musta'in dari Mushalla gang proyek
2. Mas'ud
3. Masri
4. abd aziz
karghozari dari tahanan alhamdulillah mereka semua sudah melakukan shalat 5 waktu dan ada juga yang sudah khataman al-qur'an.

 semoga allah swt memberikan taufiq dan hidayah pada mereka sampai akhirat hayat mereka, dan mereka juga katakan kalau tidak dengan jalan seperti ini (ditahanan) mungkin kami buta terhadap allah, alhamdulillah kata mereka dengan jalan seperti ini lah kami selalu dapat ingat kepadanya shalat dan berdoa.

alhamdulillah....
sepulang dari lembaga permasyarakatan siak alhamdulillah kami juga dapat mnjenguk saudara kita dan ahliyahnya (istrinya) di RSUD kab siak.

Subhanallah ternyata dalam usaha dakwah ini banyak hal-hal yang menariknya yang dapat kita lakukan bersama.

semoga allah terima amal baik kita semua.

Kamis, 14 Februari 2013

USAHA BAROKAH: Tujan Program di Mushalla al-falah Buton

USAHA BAROKAH: Tujan Program di Mushalla al-falah Buton: Mushalla al-falah adalah Mushalla yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Buton yang lama tepatnya di jalan raya Caltex Pelabuhan Buton de...

Tujan Program di Mushalla al-falah Buton

Mushalla al-falah adalah Mushalla yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Buton yang lama tepatnya di jalan raya Caltex Pelabuhan Buton desa Mengkapan RT/RW 008 004 kecamatan Sungai apit Kabupaten Siak Sri indra pura.

Di Mushalla al-falah juga ada beberapa program agama yaitu 4 amalan Masjid Nabawi yang khendak istiqomah dilakukan seperti
A. Dakwah ilalla.
B. Talim wa Taklum.
C. Dzikir ibadah dan
D. Khidmat (melayani Umat).


A. Da`wah

I. Manfaat ( bila dilakukan )
1. Asbab manfaat
2. Iman akan naik
3. Amal akan sempurna
4. Akhlak akan baik
5. Do`a akan dimakbulkan
6. Qudratullah dan nusratullah akan turun

II. Mudharat ( bila ditinggalkan )
1. Tidak turun hidayah
2. Iman akan turun
3. Amal akan rusak
4. Akhlak akan buruk
5. Do`a tidak akan dimakbulkan
6. Qudratullah dan Nusratullah tidak akan turun

B. Ta`lim


I. Manfaat ( bila dilakukan )

1. Asbab hidayah
2. Tahu nilai amal
3. Ada gairah untuk beramal
4. Akan melahirkan ulama

II. Mudharat ( bila ditinggalkan )
1. Tidak turun hidayah
2. Tidak tahu nilai amal
3. Tidak ada gairah untuk beramal
4. Menjauhi ulama, bahkan menentang ulama

Bila menentang ulama, maka Allah swt akan kirimkan 3 macam bala :

? Usahanya tidak akan berkah
? Diturunkan raja zhalim
? Mati tidak membawa iman

C. Dzikir


I. Manfaat ( bila dilakukan )

1. Asbab hidayah
2. Mendatangkan tawjuh kepada Allah swt yang menumbuhkan sifat ihsan. Ihsan
adalah ibadah kepada Allah swt, seakan-akan melihat kebesaran Allah swt, ka-
lau tidak maka yakinlah Allah swt melihat kita.
3. Masalah akan selesai
4. Mengundang Nusratullah



II. Mudharat ( bila ditinggalkan )
1. Tidak turun hidayah
2. Akan tawajuh kepada makhluk
3. Masalah tidak akan selesai
4. Nusratullah tidak akan turun

D. Khidmat


I. Manfaat ( bila dilakukan )
1. Akan jadi asbab hidayah
2. Akan dijauhakan dari bala
3. Akan dekat dengan Allah swt, manusia dan surga-Nya
4. Akan mendatangkan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka

II. Mudharat ( bila ditinggalkan )
1. Akan menjadi penghalang hidayah
2. akan dekat dengan bala
3. akan jauh dari Allah swt

TANGGUNG JAWAB DAKWAH

1. DAKWAH TERHADAP DIRI SENDIRI DAN KELUARGA
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim 6)
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka.
Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu mengerjakannya” (QS. Taha 132).
Dan dijelaskan pula dengan firman-Nya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu’ara’ 214).
Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke 6 ini turun, Umar berkata: “Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga kami?” Rasulullah SAW. menjawab: “Larang mereka mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat, mereka dikuasakan mengadakan penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah.
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menjelaskan, “Penjaganya adalah para malaikat Zabaniyah yang hati mereka keras, kaku, tidak mengasihi jika dimohon kepada mereka agar menaruh iba
Ada yang mengatakan, para malaikat itu kasar ucapannya dan keras perbuatannya. Ada yang berpendapat, malaikat tersebut sangat kasar dalam menyiksa penduduk neraka, keras terhadap mereka. Bila dalam bahasa Arab dinyatakan: “Fulanun Syadiidun ‘alaa fulaanin” maksudnya Fulan menguasainya dengan kuat, menyiksanya dengan berbagai macam siksaan.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jarak antara dua pundak salah seorang dari malaikat tersebut adalah sejauh perjalanan setahun. Kekuatan salah seorang dari mereka adalah bila ia memukul dengan alat pukul niscaya dengan sekali pukulan tersebut tersungkur 70.000 manusia ke dalam jurang Jahannam.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 18/218)
Sebagaimana ayat ini mengharuskan seseorang menjaga keluarga dan anak-anak dari api neraka dengan cara memberikan pendidikan dan pengajaran kepada mereka, serta memberitahu mereka tentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang hamba tidak dapat selamat kecuali bila ia menegakkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan terhadap dirinya dan orang-orang yang di bawah penguasaannya, baik istri-istrinya, anak-anaknya, dan selain mereka dari orang-orang yang berada di bawah kekuasaan dan pengaturannya.
2. DAKWAH TERHADAP KAUM KERABAT DAN TETANGGA DEKAT
Allah SWT berfirman : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu’ara’ 214).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi bukit Shafa dan menaikinya, lalu menyeru manusia untuk berkumpul. Maka orang-orang pun berkumpul di sekitar beliau. Sampai-sampai yang tidak dapat hadir mengirim utusannya untuk mendengarkan apa gerangan yang akan disampaikan oleh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian memanggil kerabat-kerabatnya, “Wahai Bani Abdil Muththallib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Lu’ai! Apa pendapat kalian andai aku beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari balik bukit ini akan menyerang kalian. Adakah kalian akan membenarkan aku?” Mereka serempak menjawab, “Iya.” Beliau melanjutkan, “Sungguh aku memperingatkan kalian sebelum datangnya azab yang pedih.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Aisyah radhiyallahu ‘anha memberitakan bahwa ketika turun ayat di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit seraya berkata, “Wahai Fathimah putri Muhammad! Wahai Shafiyyah putrid Abdul Muththalib! Wahai Bani Abdil Muththalib! Aku tidak memiliki kuasa sedikit pun di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menolong kalian kelak. (Adapun di kehidupan dunia ini) maka mintalah harta dariku semau kalian.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.huma menceritakan, “Ketika Allah SWT. Menurun ayat : Berilah peringatan kepada kaum keluargamu yang dekat.” (QS Asy Syu’ara’ 214).
Maka Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan berseru, “Hai manusia, Maka orang-orang pun berkumpul (menyambut seruan) beliau, ada yang datang sendiri dan ada yang mengutus wakil-wakilnya. Lalu Rasulullah SAW menyeru, “Wahai Bani Abdil Muthalib, wahai Bani Fihir, wahai Bani anu, Bani anu..! Bagaimana menurut kalian seandainya aku beritahukan pada kalian bahwa di balik bukit ini ada pasukan musuh berkuda yang siap menyerang kalian, apakah kalian mempercayai ucapku?” Mereka menjawab, “Ya, (kami percaya).” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian akan azab yang pedih.” Mendengar hal itu, Abu Lahab langsung berkata, “Celakalah kamu sepanjang hari ini, apakah kamu mengundang kami semua hanya untuk ini?” (Sebagai jawaban atas celaan Abu Lahab ini), maka Allah ‘Azza wajalla menurunkan ayat :
“Celaka kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah ia.” (QS. Al Lahab ayat 1) (Hr. Ahmad V/17)
3. DAKWAH TERHADAP KAMPUNG ATAU DAERAH SEKITARNYA
Allah SWT berfirman : “dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya”. (QS Al-An’am 92).
Sesudah itu Allah SWT. menjelaskan bahwa Alquran itu adalah kitab yang bernilai tinggi, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. penutup para Rasul. Kitab itu turun dari Allah seperti halnya Taurat yang diturunkan kepada Musa a.s. Hanya saja Alquran itu mempunyai nilai-nilai yang lebih sempurna karena Alquran itu berlaku abadi untuk sepanjang masa. Alquran itu di samping sebagai petunjuk juga sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dalam urusan tauhid, melenyapkan kemusyrikan dan mengandung ajaran-ajaran pokok hukum syarak yang abadi yang tidak berubah ubah sepanjang masa.
Juga sebagai pegangan bagi Rasulullah saw. untuk memperingatkan umatnya, baik yang berada di Mekah atau di sekitar kota Mekah, ialah orang-orang yang berada di seluruh penjuru bumi ini. Dimaksud dengan orang-orang yang berada di sekitar kota Mekah, ialah orang-orang yang berada di seluruh penjuru bumi, sesuai dengan pemahaman bahasa dan pengertian ini ditegaskan sendiri oleh Allah SWT : “Alquran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Alquran (kepadanya). (Q.S Al An’am 19)
Juga firman Allah SWT : Katakanlah, “Hai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua. (Q.S Al A’raf 158)
Dan sabda Nabi SAW : Semua nabi itu diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia. (HR Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah (Sahih Bukhari jilid 1, 70)
Dalam pada itu Allah SWT. menjelaskan bahwa orang-orang yang percaya akan terjadinya hari kiamat dan kehidupan di akhirat, sudah pasti mereka percaya kepada Alquran, karena orang-orang yang percaya kepada kehidupan akhirat itu percaya pula akan akibat yang diterima pada hari itu. Itulah sebabnya maka mereka selalu mencari petunjuk-petunjuk yang dapat menyelamatkan diri mereka di akhirat kelak. Petunjuk-petunjuk itu terdapat dalam Alquran, maka mereka tentu akan mempercayai Alquran itu, percaya pada Rasulullah saw. yang menerima kitab itu dan taat kepada perintah-Nya, melaksanakan salat pada waktunya secara terus menerus.
Disebutkan salat dalam ayat ini, karena salat itu adalah tiang agama dan pokok dari semua ibadah. Orang yang melaksanakan salat dengan sebaik-baiknya adalah pertanda bahwa orang itu suka melaksanakan ibadah lainnya serta dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak melakukan larangan larangan Allah.
Dalam ayat ini terdapat sindiran yang tegas yaitu adanya keingkaran penduduk Mekah dan manusia-manusia yang mempunyai sikap seperti mereka kepada Alquran dan menjelaskan bahwa mereka tidak mau menerima agama Islam dan kerasulan Muhammad saw. adalah karena mereka tidak percaya kepada kehidupan akhirat. Mereka merasa bahwa kehidupan hanya terjadi di dunia saja.
4. DAKWAH ATAU TANGGUNG JAWAB MANUSIA SELURUH ALAM.
Allah SWT berfirman : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”  (QS Ali Imran 110)
Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan supaya mereka tetap mempunyai semangat yang tinggi.
Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki oleh kaum muslimin di masa nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka karena itu mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat mereka telah dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan Islam, hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal mereka sebelumnya adalah umat yang berpecah belah selalu berada dalam suasana kacau dan saling berperang antara sesama mereka. Ini adalah berkat keteguhan iman. dan kepatuhan mereka menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman Allah : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul Nya. kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar”. (QS. Al Hujurat 15)
Jadi ada dua syarat untuk menjadi sebaik-baik umat di dunia, sebagaimana diterangkan dalam ayat ini, pertama iman yang kuat dan; kedua menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua hal itu diabaikan dan tidak diperdulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.
Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Ahli Kitab itu jika beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Tetapi sedikit sekali di antara mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik tidak mau beriman. mereka percaya kepada sebagian kitab dan kafir kepada sebagiannya yang lain, atau mereka percaya kepada sebagian Rasul seperti Musa dan Isa dan kafir kepada Nabi Muhammad SAW.
Ibnu katsir mengatakan ayat ini mengandung makna umum mencakup semua ummat ini dalam setiap generasinya dan sebaik-baik generasi mereka ialah orang-orang yang Rasulullah SAW diutus dikalangan mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.
Makna ayat ini sama dengan makna ayat lain :
Allah SWT berfirman : “dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan” (QS. Al Baqarah 143)
Bagaimana caranya mengamalkan ayat-ayat tersebut ?
1. Untuk diri sendiri dan keluarga salah satu usahanya yaitu kita buat ta’lim dirumah
2. Untuk kaum kerabat dan tetangga dekat silahturahmi, Jaulah untuk saling mengingatkan
3. Untuk kampung sekitar atau kota sekitar maka waktunya kami sediakan minimal 3 hari setiap bulan
4. Kemudian yang terakhir untuk seluruh manusia ini tentunya sangat berat karena jumlah manusia lebih dari 6 milliar, maka dengan kelemahan kami alim ulama telah ajak keluar dalam waktu yang agak lama yaitu 40 hari dan atau 4 bulan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Memang seumur hidup belum tentu bisa mendatangi semua orang, tetapi Insya Allah dengan niat untuk mendatangi seluruh manusia kemudian mengajak orang yang lain buat usaha yang sama maka Allah akan terima niat kita, sebagaimana Rasulullah SAW diutus untuk seluruh umat sampai hari terakhir yang Allah kehendaki namun umur beliau hanya 63 tahun, tapi Allah terima usaha yang dilakukan Rasulullah SAW sehingga usaha ini masih akan berlanjut sampai hari terakhir yang Allah kehendaki. Jadi usaha da’wah rasulullah yang dilakukan ini bukan hanya 3 hari, 40 hari atau 4 bulan saja, tapi setiap hari dan seumur hidup kita untuk dakwah dan dakwah menjadi maksud hidup.

Di Mushalla al-falah juga Sudah dihidupkan amalan Taklim yang dibaca selepas Shalat Magrib setiap hari.
Dan Musyawarah harian selepas shalat subuh.

Dan Musyawarah mingguan (Musyawarah halaqoh)" setiap hari Jum'at malam sabtu, di datangi dari beberapa daerah perwakilan halaqah (masjid/Mushalla) dari beberapa daerah desa, mengkapan, sungai limau, dayun, sialang sakti, siak 1 dan siak 2, kayu ara, sungai apit, tanjung kuras, dan kampoeng balak dan beberapa desa lainnya. Musayawarah ini bersifat umum dan terbuka bagi umat islam yang mana boleh memberikan setiap usulan yang terbaik untuk pengamalan dan syiar agama.


 

Kamis, 07 Februari 2013

Pesantren Al Fatah Temboro, Melahirkan Da’i Kelana

Berkelana bukan hanya milik para petualang. Para santri Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur juga suka melakukannya. Tetapi berkelananya bukan sembarang kelana, sebab mereka mengemban misi mulia, yakni menebarkan rahmatan lil ‘alamin.
Kebiasaan berkelana itu sudah sejak lama, bahkan sekarang sudah menjadi ‘tradisi’. Artinya setiap santri ‘wajib’ melakukannya, sebagai salah satu bagian dari pendidikan, disamping menyebarluaskan Islam.
Hanya saja, di Al Fatah sebutannya bukan berkelana, melainkan ‘keluar’ atau khuruj. Yaitu berdakwah di suatu tempat dalam beberapa hari atau bulan. Tempat itu bisa di Magetan, atau tempat-tempat di berbagai penjuru di Indonesia. Usai ‘keluar’ mereka kembali ke pesantren untuk belajar lagi. Dalam tempo tertentu mereka ‘keluar’ lagi, lalu kebali lagi. Begitu seterusnya

‘Keluar’ itu dilakukan secara berkelompok, terdiri dari 7 hingga 10 orang. Biaya perjalanan dan hidup ditanggung sendiri dengan cara masing-masing anggota melakukan iuran. Besarnya tergantu jauh dan lamanya berdakwah. Untuk menghemat biaya, biasanya mereka membawa bekal sendiri, seperti beras, lauk pauk dan perkakas dapur untuk memasak.
Begitu pentingnya ‘keluar’ itu, bila benar-benar tidak punya bekal, mereka membawa karak, yaitu sisa-sisa nasi yang sudah dikeringkan. Karak itulah yang dimasak sebagai ganti dari beras. “Mereka yang seperti itu di sini dikenal sebagai jamaah Karak.” ujar Muhammad Nurrahman, salah seorang santri.
Biasanya, tempat yang mereka tuju adalah masjid, disitulah mereka menginap sekaligus menjadikan masjid sebagai pusat aktifitas. Misalnya, shalat, dzikir, i’tikaf, tadarus Quran, dan ta’lim. Di sela-sela waktu, mereka berdakwah dari rumah ke rumah milik kaum Muslimin di sekitar masjid.
Hal yang ditekankan selama ‘keluar’, mereka dituntut khidmat, yakni berakhlaq seperti Rasulullah. Tapi ada satu hal yang dilarang, yakni berbicara tentang politik. “Agar tidak merusak suasana,” kata salah seorang santri senior yang tak mau disebutkan namanya.
Nurrahman merasakan manfaat setelah ikut ‘keluar’. “Seperti orang mengisi aki, iman kita jadi bertambah,” ujarnya. Di samping itu, katanya, kesempatan itu sekaligus digunakan untuk mengamalkan ilmu yang selama ini dipelajari di pesantren, “Agar ilmu itu berkembang,” tambah santri yang lain.
Tholhah, santri asal Gunung Kidul Yogyakarta merasakan perubahan dalam dirinya. “Dulu sangat malas ke masjid, sekarang begitu mendengar adzan, rasanya ingin segera lari ke masjid,” tutur remaja yang sudah tiga tahun menimba ilmu di Al Fatah itu.
Namun bagi santri yang belum pernah ‘keluar’ ada ganjalan tersendiri, yaitu rasa malas. Itu diakui santri Alawi, santri asal Wonokromo Surabaya. “Tetapi setelah beberapa kali ‘keluar’ rasanya nikmat sekali,” ujarnya. Nikmatnya seperti apa? “Wah pokoknya nikmat lah,” katanya lalu tertawa.
Nyaris Habis
Terletak sekitar 4 kilometer di belakang pabrik gula Gelodok, Al Fatah termasuk pesantren tua, karena berdiri sejak jaman Belanda, tepatnya pada 1 Mei 1939. Sebelum tahun 1990 perkembangan pesantren ini sangat lambat. Pada mulanya, jumlah santri ‘hanya’ 400-an orang. KH Mahmud, pimpinan Al Fatah kala itu membuat kebijakan baru, yaitu menyuruh para santrinya untuk ‘keluar’. Kebijakan tersebut dilakukan pada 1990 setelah KH Mahmud kedatangan seorang asal India yang bernama Mustaqim. Tamu ini merupakan salah satu aktivis Jamaah Tabligh yang sedang mengadakan perjalanan dakwah di Indonesia. Saat pulang ke India, KH Mahmud diajak serta untuk melihat perkembangan dakwah di sana. Begitu pulang ke Indonesia, saat itu juga kebijakan tersebut dilaksanakan di Al Fatah.
Sesuatu yang baru itu seringkali membuat kontoversi. Dan begitulah yang terjadi. Akibat kebijakan itu, Al Fatah dianggap telah menyimpang dari ajaran Ahlussunnah waljamaah. Akibatnya, banyak orang tua kemudian menarik anaknya. Bahkan saat itu jumlah santri Al Fatah nyaris habis. Namun seiring perjalanan waktu, tradisi ‘keluar’ itu bisa diterima umat. Hingga kini, jumlah santri Al Fatah mencapai lebih dari 7000 orang. Desa Temboro sudah menjadi kampung santri, di setiap sudut akan dengan mudah dijumpai masyarakat yang berkhidmat.
Sekarang, Al Fatah dipimpin oleh KH Uzairon, seorang yang ditokohkan di Jamaah Tabligh, khususnya di Jawa Timur. Setiap malam Jum’at ribuan aktivis JT dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul di sini untuk mendengarkan tausiyah-tausiyah Gus Ron, begitu ia biasa disebut jamaahnya.

Pesantren Al Fatah Temboro, Melahirkan Da’i Kelana

Berkelana bukan hanya milik para petualang. Para santri Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur juga suka melakukannya. Tetapi berkelananya bukan sembarang kelana, sebab mereka mengemban misi mulia, yakni menebarkan rahmatan lil ‘alamin.
Kebiasaan berkelana itu sudah sejak lama, bahkan sekarang sudah menjadi ‘tradisi’. Artinya setiap santri ‘wajib’ melakukannya, sebagai salah satu bagian dari pendidikan, disamping menyebarluaskan Islam.
Hanya saja, di Al Fatah sebutannya bukan berkelana, melainkan ‘keluar’ atau khuruj. Yaitu berdakwah di suatu tempat dalam beberapa hari atau bulan. Tempat itu bisa di Magetan, atau tempat-tempat di berbagai penjuru di Indonesia. Usai ‘keluar’ mereka kembali ke pesantren untuk belajar lagi. Dalam tempo tertentu mereka ‘keluar’ lagi, lalu kebali lagi. Begitu seterusnya.
  • Plus 4.000 artikel Islami, 6.000 kitab, serta nasyid walimah & jihad.
    digitalhuda.com/?f1
  • Peluang Usaha Sambil Ibadah, Perwakilan Biro Umrah-Haji Plus dan Raih Reward Ratusan Juta Rupiah.
    www.rumahhajidanumrah.com
‘Keluar’ itu dilakukan secara berkelompok, terdiri dari 7 hingga 10 orang. Biaya perjalanan dan hidup ditanggung sendiri dengan cara masing-masing anggota melakukan iuran. Besarnya tergantu jauh dan lamanya berdakwah. Untuk menghemat biaya, biasanya mereka membawa bekal sendiri, seperti beras, lauk pauk dan perkakas dapur untuk memasak.
Begitu pentingnya ‘keluar’ itu, bila benar-benar tidak punya bekal, mereka membawa karak, yaitu sisa-sisa nasi yang sudah dikeringkan. Karak itulah yang dimasak sebagai ganti dari beras. “Mereka yang seperti itu di sini dikenal sebagai jamaah Karak.” ujar Muhammad Nurrahman, salah seorang santri.
Biasanya, tempat yang mereka tuju adalah masjid, disitulah mereka menginap sekaligus menjadikan masjid sebagai pusat aktifitas. Misalnya, shalat, dzikir, i’tikaf, tadarus Quran, dan ta’lim. Di sela-sela waktu, mereka berdakwah dari rumah ke rumah milik kaum Muslimin di sekitar masjid.
Hal yang ditekankan selama ‘keluar’, mereka dituntut khidmat, yakni berakhlaq seperti Rasulullah. Tapi ada satu hal yang dilarang, yakni berbicara tentang politik. “Agar tidak merusak suasana,” kata salah seorang santri senior yang tak mau disebutkan namanya.
Nurrahman merasakan manfaat setelah ikut ‘keluar’. “Seperti orang mengisi aki, iman kita jadi bertambah,” ujarnya. Di samping itu, katanya, kesempatan itu sekaligus digunakan untuk mengamalkan ilmu yang selama ini dipelajari di pesantren, “Agar ilmu itu berkembang,” tambah santri yang lain.
Tholhah, santri asal Gunung Kidul Yogyakarta merasakan perubahan dalam dirinya. “Dulu sangat malas ke masjid, sekarang begitu mendengar adzan, rasanya ingin segera lari ke masjid,” tutur remaja yang sudah tiga tahun menimba ilmu di Al Fatah itu.
Namun bagi santri yang belum pernah ‘keluar’ ada ganjalan tersendiri, yaitu rasa malas. Itu diakui santri Alawi, santri asal Wonokromo Surabaya. “Tetapi setelah beberapa kali ‘keluar’ rasanya nikmat sekali,” ujarnya. Nikmatnya seperti apa? “Wah pokoknya nikmat lah,” katanya lalu tertawa.
Nyaris Habis
Terletak sekitar 4 kilometer di belakang pabrik gula Gelodok, Al Fatah termasuk pesantren tua, karena berdiri sejak jaman Belanda, tepatnya pada 1 Mei 1939. Sebelum tahun 1990 perkembangan pesantren ini sangat lambat. Pada mulanya, jumlah santri ‘hanya’ 400-an orang. KH Mahmud, pimpinan Al Fatah kala itu membuat kebijakan baru, yaitu menyuruh para santrinya untuk ‘keluar’. Kebijakan tersebut dilakukan pada 1990 setelah KH Mahmud kedatangan seorang asal India yang bernama Mustaqim. Tamu ini merupakan salah satu aktivis Jamaah Tabligh yang sedang mengadakan perjalanan dakwah di Indonesia. Saat pulang ke India, KH Mahmud diajak serta untuk melihat perkembangan dakwah di sana. Begitu pulang ke Indonesia, saat itu juga kebijakan tersebut dilaksanakan di Al Fatah.
Sesuatu yang baru itu seringkali membuat kontoversi. Dan begitulah yang terjadi. Akibat kebijakan itu, Al Fatah dianggap telah menyimpang dari ajaran Ahlussunnah waljamaah. Akibatnya, banyak orang tua kemudian menarik anaknya. Bahkan saat itu jumlah santri Al Fatah nyaris habis. Namun seiring perjalanan waktu, tradisi ‘keluar’ itu bisa diterima umat. Hingga kini, jumlah santri Al Fatah mencapai lebih dari 7000 orang. Desa Temboro sudah menjadi kampung santri, di setiap sudut akan dengan mudah dijumpai masyarakat yang berkhidmat.
Sekarang, Al Fatah dipimpin oleh KH Uzairon, seorang yang ditokohkan di Jamaah Tabligh, khususnya di Jawa Timur. Setiap malam Jum’at ribuan aktivis JT dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul di sini untuk mendengarkan tausiyah-tausiyah Gus Ron, begitu ia biasa disebut jamaahnya.

Pesantren Al Fatah Temboro, Melahirkan Da’i Kelana

Berkelana bukan hanya milik para petualang. Para santri Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur juga suka melakukannya. Tetapi berkelananya bukan sembarang kelana, sebab mereka mengemban misi mulia, yakni menebarkan rahmatan lil ‘alamin.
Kebiasaan berkelana itu sudah sejak lama, bahkan sekarang sudah menjadi ‘tradisi’. Artinya setiap santri ‘wajib’ melakukannya, sebagai salah satu bagian dari pendidikan, disamping menyebarluaskan Islam.
Hanya saja, di Al Fatah sebutannya bukan berkelana, melainkan ‘keluar’ atau khuruj. Yaitu berdakwah di suatu tempat dalam beberapa hari atau bulan. Tempat itu bisa di Magetan, atau tempat-tempat di berbagai penjuru di Indonesia. Usai ‘keluar’ mereka kembali ke pesantren untuk belajar lagi. Dalam tempo tertentu mereka ‘keluar’ lagi, lalu kebali lagi. Begitu seterusnya.
  • Plus 4.000 artikel Islami, 6.000 kitab, serta nasyid walimah & jihad.
    digitalhuda.com/?f1
  • Peluang Usaha Sambil Ibadah, Perwakilan Biro Umrah-Haji Plus dan Raih Reward Ratusan Juta Rupiah.
    www.rumahhajidanumrah.com
  • Pusat Belanja Buku Islam Online Lengkap Dan Murni.
    tokopedia.com/tokobukumuslim
‘Keluar’ itu dilakukan secara berkelompok, terdiri dari 7 hingga 10 orang. Biaya perjalanan dan hidup ditanggung sendiri dengan cara masing-masing anggota melakukan iuran. Besarnya tergantu jauh dan lamanya berdakwah. Untuk menghemat biaya, biasanya mereka membawa bekal sendiri, seperti beras, lauk pauk dan perkakas dapur untuk memasak.
Begitu pentingnya ‘keluar’ itu, bila benar-benar tidak punya bekal, mereka membawa karak, yaitu sisa-sisa nasi yang sudah dikeringkan. Karak itulah yang dimasak sebagai ganti dari beras. “Mereka yang seperti itu di sini dikenal sebagai jamaah Karak.” ujar Muhammad Nurrahman, salah seorang santri.
Biasanya, tempat yang mereka tuju adalah masjid, disitulah mereka menginap sekaligus menjadikan masjid sebagai pusat aktifitas. Misalnya, shalat, dzikir, i’tikaf, tadarus Quran, dan ta’lim. Di sela-sela waktu, mereka berdakwah dari rumah ke rumah milik kaum Muslimin di sekitar masjid.
Hal yang ditekankan selama ‘keluar’, mereka dituntut khidmat, yakni berakhlaq seperti Rasulullah. Tapi ada satu hal yang dilarang, yakni berbicara tentang politik. “Agar tidak merusak suasana,” kata salah seorang santri senior yang tak mau disebutkan namanya.
Nurrahman merasakan manfaat setelah ikut ‘keluar’. “Seperti orang mengisi aki, iman kita jadi bertambah,” ujarnya. Di samping itu, katanya, kesempatan itu sekaligus digunakan untuk mengamalkan ilmu yang selama ini dipelajari di pesantren, “Agar ilmu itu berkembang,” tambah santri yang lain.
Tholhah, santri asal Gunung Kidul Yogyakarta merasakan perubahan dalam dirinya. “Dulu sangat malas ke masjid, sekarang begitu mendengar adzan, rasanya ingin segera lari ke masjid,” tutur remaja yang sudah tiga tahun menimba ilmu di Al Fatah itu.
Namun bagi santri yang belum pernah ‘keluar’ ada ganjalan tersendiri, yaitu rasa malas. Itu diakui santri Alawi, santri asal Wonokromo Surabaya. “Tetapi setelah beberapa kali ‘keluar’ rasanya nikmat sekali,” ujarnya. Nikmatnya seperti apa? “Wah pokoknya nikmat lah,” katanya lalu tertawa.
Nyaris Habis
Terletak sekitar 4 kilometer di belakang pabrik gula Gelodok, Al Fatah termasuk pesantren tua, karena berdiri sejak jaman Belanda, tepatnya pada 1 Mei 1939. Sebelum tahun 1990 perkembangan pesantren ini sangat lambat. Pada mulanya, jumlah santri ‘hanya’ 400-an orang. KH Mahmud, pimpinan Al Fatah kala itu membuat kebijakan baru, yaitu menyuruh para santrinya untuk ‘keluar’. Kebijakan tersebut dilakukan pada 1990 setelah KH Mahmud kedatangan seorang asal India yang bernama Mustaqim. Tamu ini merupakan salah satu aktivis Jamaah Tabligh yang sedang mengadakan perjalanan dakwah di Indonesia. Saat pulang ke India, KH Mahmud diajak serta untuk melihat perkembangan dakwah di sana. Begitu pulang ke Indonesia, saat itu juga kebijakan tersebut dilaksanakan di Al Fatah.
Sesuatu yang baru itu seringkali membuat kontoversi. Dan begitulah yang terjadi. Akibat kebijakan itu, Al Fatah dianggap telah menyimpang dari ajaran Ahlussunnah waljamaah. Akibatnya, banyak orang tua kemudian menarik anaknya. Bahkan saat itu jumlah santri Al Fatah nyaris habis. Namun seiring perjalanan waktu, tradisi ‘keluar’ itu bisa diterima umat. Hingga kini, jumlah santri Al Fatah mencapai lebih dari 7000 orang. Desa Temboro sudah menjadi kampung santri, di setiap sudut akan dengan mudah dijumpai masyarakat yang berkhidmat.
Sekarang, Al Fatah dipimpin oleh KH Uzairon, seorang yang ditokohkan di Jamaah Tabligh, khususnya di Jawa Timur. Setiap malam Jum’at ribuan aktivis JT dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul di sini untuk mendengarkan tausiyah-tausiyah Gus Ron, begitu ia biasa disebut jamaahnya.

10 krateria Da'i


1. Bicaranya Dakwah.
2. Diamnya Dzikir.
3. Pandangan terjaga.
4. Pikirannya Kebaikan.
5. Kesibukannya Memperbaiki Diri.
6. Langkah Kakinya Jihad.
7. Ayunan tangannya Sodaqoh.
8. Senjatanya Silaturrahim.
9. Pendengerannya terjaga.
10. Kerinduannya Ke Ridhoan Allah swt.

Minggu, 03 Februari 2013

10 Alasan Kuat Nikah Muda

Alasan Nikah Muda, yah inilah judul yang akan saya angkat pada postingan kali ini. Sebenarnya saya masih bingung antara beberapa kata yang termuat pada judul ini. Yang benar itu nikah atau kawin? Pernikahan atau perkawinan? Satu lagi yang membingungkan, yang benar itu nikah muda atau muda nikah? Sudahlah kita lalui saja persoalan tadi, toh yang kita bahas di sini mengenai alasan nikah muda.

Nikah muda memang menjadi marak akhir-akhir ini. Begitu banyak muda-mudi yang lalu lalang kawin. Sampai-sampai marak juga komunitas dan grup pecinta nikah muda di dunia maya, termasuk di jejaring sosial.

Saya melakukan survey pada beberapa orang yang begitu menggebu dalam ambisinya untuk nikah muda. Hampir semua dari mereka sangat antusias ketika ditanya mengenai alasan mengapa ingin nikah muda. Berikut alasan nikah muda yang telah saya rangkum dari wawancara berbagai sumber.

Kebutuhan rohaniyah. Beberapa orang merasa hambar hidupnya ketika tidak adanya seseorang yang mendampingi hidup. Hal ini mengakibatkan kekosongan dalam hidup karena tidak adanya tempat untuk berbagi. Dan tempat itu adalah seorang istri/suami. Naluriah laki-laki mengatakan bahwa dirinya akan lebih nyaman ketika didampingi seorang istri di sampingnya. Hidupnya merasa belum lengkap ketika dia masih single. Inilah alasan nikah muda.

Syahwat. Sewajarnya menjadi seorang perawan/bujang semakin tua libidonya pun semakin tinggi. Kebutuhan biologis harus segera disalurkan. Dan inilah yang mendorong anak-anak muda jaman sekarang begitu menggebu-gebu ingin nikah muda.

Menjaga diri dari kemaksiatan. Situasi dan kondisi sekarang (globalisasi) tidak memungkinkan lagi bagi seseorang yang ingin menjaga pandangan dari kemaksiatan. Begitu kita turun di jalan raya saja, banyak sekali berhamburan paha tanpa busana. Nah untuk mengatasi ketidakmampuan dalam menahan nafsu yang semakin tinggi maka nikah muda salah satu solusi penyalurannya.

Banyak untungnya. Yang namanya nikah muda itu 30% tidak enak dan 70% enak. Yang 30% karena kondisi anak muda yang emosional tinggi dan labil sehingga setiap permasalahan jarang dipikir secara masak. Dan 70% enak karena kondisi anak muda masih sangat kuat sekali staminanya. Inilah salah satu alasan kuat mengapa mereka ingin nikah muda.

Visi misi kehidupan. Nikah merupakan kebutuhan hidup yang sangat komplek, maka dari itu mencicil nikah di usia muda akan mengurangi beban pikiran untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, terlepas dari apakah mereka benar-benar berkurang beban pikirannya. Hal ini akan mempercepat pemenuhan visi misi kehidupan yang lain bagi seseorang. Selain itu setiap masalah akan terselesaikan dengan baik ketika dikerjakan bersama-sama. Inilah alasan nikah muda.

Mempersiapkan kematian. Hanya ada tiga hal yang kelak menjadi penolong kita setelah mati, amal, ilmu, dan anak yang sholeh. Yang terakhir digarisbawahi tadi tidak akan terwujud ketika kita tidak punya seorang pendamping hidup. Maka dari itu inilah alasan nikah muda.

Kesuksesan. Banyak sekali orang yang sukses justru ketika setelah menikah. Di balik lelaki yang hebat terdapat istri yang setia. Inilah alasan nikah muda.

Kesiapan. Orang yang sudah memiliki semuanya termasuk harta, pangkat, dan jabatan, maka masih kurang apa lagi? Tunggu apalagi untuk segera menikah? Inilah alasan nikah muda.

Dikejar usia. Orang tidak akan menunggu-nunggu waktu lama untuk menyalurkan kebutuhannya. Semakin tua semakin banyak dikejar kebutuhan lain. Selain itu orang yang kita sukai bisa saja dilamar orang ketika tidak segera kita lamar. Inilah alasan nikah muda.

Menyempurnakan agama. Nikah merupakan separuh agama. Jadi semakin cepat kita nikah semakin cepat pula kita dalam menyempurnakan agama. Inilah alasan nikah muda.

So? Bagaimana dengan anda? Tertarik untuk nikah muda? Apa mau menunggu menahan kebutuhan yang semakin hari semakin meninggi? Kuatkah ada menahan itu? NIKAH MUDA SOLUSINYA!!


Pembaca yang saya cintai, untuk share silakan pembaca klik Hikmah Ujian Allah, Operasi Katarak Gratis, dan Kata Mutiara Hati. Semoga bermanfaat.

Jumat, 01 Februari 2013

NABI MEMBERIKAN ISYAROH-ISYAROH, BAHWA YNG MEMBERIKAN PENGARAHAN SETELAH WAFATNYA RASUL ADALAH ABU BAKAR"

NABI MEMBERIKAN ISYAROH-ISYAROH, BAHWA YNG MEMBERIKAN PENGARAHAN SETELAH WAFATNYA RASUL ADALAH ABU BAKAR"
Sampai sayyidina umar mau diangkat mnjadi kholifah, beliau mngatakan:
"Lebih baik aku di penggal dari pada mnjdi pimpinan dari kaum yng mana dalam kaum itu ada abu bakar, bgtulah sangking segannya umar trhadap abu bakar.
Para sahabat akhirnya sepakat karena nabi ridho abu bakar mnjadi imam pada waktu shalat ktika nabi mnjelang wafat.
Maka sahabat sepakat abu bakar mnjadi imam untuk mngurusi masalah mngenai negara.
kita ini tdk bs lurus, kcuali kalo sikap cinta kita mlbihi cinta trhdap akherat dari pada dunia.
Pintu rumah nabi itu ada yang mnghadp rumahnya abu bakar dan sahabat-sahabat lain maka nabi mmrintah untuk mntup pintu-pintu itu kcuali pintu Y̶̲̥̅̊a̶̲̥̅̊n̶̲̥̅̊g̶̲̥̅̊ mnghadap Pada rumahnya abu bakar.
 Setelah tidak beberapa lama nabi wafat, tidak ada Y̶̲̥̅̊a̶̲̥̅̊n̶̲̥̅̊g̶̲̥̅̊ layak mnjadi ganti nabi kcuali abu bakar. Abu bakar mmpunya jasa terhadap agama, mngorbankan dhohir batinnya untuk nabi saw, maka allah lah Y̶̲̥̅̊a̶̲̥̅̊n̶̲̥̅̊g̶̲̥̅̊ akan mmbalas jasanya.
Nabi saw mnampakkan kcintaannya kepada abu bakar dan istri-isytrinya tapi semua itu karena allah,
KENAPA ABU BAKAR DINAMAKAN A'TIQ?
- Abu bakar itu nama aslinya A'TIQ.
- Karena tampannya wajah beliau.
- Karena beliau tlah disabdakan Nabi akan di merdekakan dari Neraka.
Imannya abu bakar dan umar itu lebih berat dari pada imannya ummatnya maka ketika mereka diatur tidak berani protes.
Tapi imannya Usman ditimbang masih lebih berat iman ummatnya.