Mushalla al-falah adalah Mushalla yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Buton yang lama tepatnya di jalan raya Caltex Pelabuhan Buton desa Mengkapan RT/RW 008 004 kecamatan Sungai apit Kabupaten Siak Sri indra pura.
Di Mushalla al-falah juga ada beberapa program agama yaitu 4 amalan Masjid Nabawi yang khendak istiqomah dilakukan seperti
A. Dakwah ilalla.
B. Talim wa Taklum.
C. Dzikir ibadah dan
D. Khidmat (melayani Umat).
A. Da`wah
I. Manfaat ( bila dilakukan )
1. Asbab manfaat
2. Iman akan naik
3. Amal akan sempurna
4. Akhlak akan baik
5. Do`a akan dimakbulkan
6. Qudratullah dan nusratullah akan turun
II. Mudharat ( bila ditinggalkan )
1. Tidak turun hidayah
2. Iman akan turun
3. Amal akan rusak
4. Akhlak akan buruk
5. Do`a tidak akan dimakbulkan
6. Qudratullah dan Nusratullah tidak akan turun
B. Ta`lim

I. Manfaat ( bila dilakukan )
1. Asbab hidayah
2. Tahu nilai amal
3. Ada gairah untuk beramal
4. Akan melahirkan ulama
II. Mudharat ( bila ditinggalkan )
1. Tidak turun hidayah
2. Tidak tahu nilai amal
3. Tidak ada gairah untuk beramal
4. Menjauhi ulama, bahkan menentang ulama
Bila menentang ulama, maka Allah swt akan kirimkan 3 macam bala :
? Usahanya tidak akan berkah
? Diturunkan raja zhalim
? Mati tidak membawa iman
C. Dzikir
I. Manfaat ( bila dilakukan )
1. Asbab hidayah
2. Mendatangkan tawjuh kepada Allah swt yang menumbuhkan sifat ihsan. Ihsan
adalah ibadah kepada Allah swt, seakan-akan melihat kebesaran Allah swt, ka-
lau tidak maka yakinlah Allah swt melihat kita.
3. Masalah akan selesai
4. Mengundang Nusratullah
II. Mudharat ( bila ditinggalkan )
1. Tidak turun hidayah
2. Akan tawajuh kepada makhluk
3. Masalah tidak akan selesai
4. Nusratullah tidak akan turun
D. Khidmat
I. Manfaat ( bila dilakukan )
1. Akan jadi asbab hidayah
2. Akan dijauhakan dari bala
3. Akan dekat dengan Allah swt, manusia dan surga-Nya
4. Akan mendatangkan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka
II. Mudharat ( bila ditinggalkan )
1. Akan menjadi penghalang hidayah
2. akan dekat dengan bala
3. akan jauh dari Allah swt
1. DAKWAH TERHADAP DIRI SENDIRI DAN KELUARGA
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim 6)
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka,
menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia
dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan
mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah
Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka.
Di antara cara menyelamatkan diri dari api
neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman
Allah SWT : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan
bersabarlah kamu mengerjakannya” (QS. Taha 132).
Dan dijelaskan pula dengan firman-Nya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu’ara’ 214).
Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke 6 ini turun, Umar berkata: “Wahai
Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga
kami?” Rasulullah SAW. menjawab: “Larang mereka mengerjakan apa yang
kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa
yang Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya
meluputkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang
kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat,
mereka dikuasakan mengadakan penyiksaan di dalam neraka, tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah.
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menjelaskan, “Penjaganya adalah
para malaikat Zabaniyah yang hati mereka keras, kaku, tidak mengasihi
jika dimohon kepada mereka agar menaruh iba
Ada yang mengatakan, para malaikat itu kasar ucapannya dan keras
perbuatannya. Ada yang berpendapat, malaikat tersebut sangat kasar dalam
menyiksa penduduk neraka, keras terhadap mereka. Bila dalam bahasa
Arab dinyatakan: “Fulanun Syadiidun ‘alaa fulaanin” maksudnya Fulan
menguasainya dengan kuat, menyiksanya dengan berbagai macam siksaan.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jarak antara dua pundak
salah seorang dari malaikat tersebut adalah sejauh perjalanan setahun.
Kekuatan salah seorang dari mereka adalah bila ia memukul dengan alat
pukul niscaya dengan sekali pukulan tersebut tersungkur 70.000 manusia
ke dalam jurang Jahannam.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 18/218)
Sebagaimana ayat ini mengharuskan seseorang menjaga keluarga dan
anak-anak dari api neraka dengan cara memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada mereka, serta memberitahu mereka tentang perintah
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang hamba tidak dapat selamat kecuali
bila ia menegakkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan
terhadap dirinya dan orang-orang yang di bawah penguasaannya, baik
istri-istrinya, anak-anaknya, dan selain mereka dari orang-orang yang
berada di bawah kekuasaan dan pengaturannya.
2. DAKWAH TERHADAP KAUM KERABAT DAN TETANGGA DEKAT
Allah SWT berfirman : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu’ara’ 214).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi bukit Shafa dan
menaikinya, lalu menyeru manusia untuk berkumpul. Maka orang-orang pun
berkumpul di sekitar beliau. Sampai-sampai yang tidak dapat hadir
mengirim utusannya untuk mendengarkan apa gerangan yang akan disampaikan
oleh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam kemudian memanggil kerabat-kerabatnya, “Wahai Bani
Abdil Muththallib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Lu’ai! Apa pendapat
kalian andai aku beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari
balik bukit ini akan menyerang kalian. Adakah kalian akan membenarkan
aku?” Mereka serempak menjawab, “Iya.” Beliau melanjutkan, “Sungguh aku
memperingatkan kalian sebelum datangnya azab yang pedih.” (HR
Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Aisyah radhiyallahu ‘anha memberitakan bahwa ketika turun ayat di
atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit seraya berkata,
“Wahai Fathimah putri Muhammad! Wahai Shafiyyah putrid Abdul Muththalib!
Wahai Bani Abdil Muththalib! Aku tidak memiliki kuasa sedikit pun di
hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menolong kalian kelak. (Adapun
di kehidupan dunia ini) maka mintalah harta dariku semau kalian.” (HR.
Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.huma menceritakan, “Ketika Allah SWT. Menurun ayat :
Berilah peringatan kepada kaum keluargamu yang dekat.” (QS Asy
Syu’ara’ 214).
Maka Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan berseru, “Hai manusia, Maka
orang-orang pun berkumpul (menyambut seruan) beliau, ada yang datang
sendiri dan ada yang mengutus wakil-wakilnya. Lalu Rasulullah SAW
menyeru, “Wahai Bani Abdil Muthalib, wahai Bani Fihir, wahai Bani anu,
Bani anu..! Bagaimana menurut kalian seandainya aku beritahukan pada
kalian bahwa di balik bukit ini ada pasukan musuh berkuda yang siap
menyerang kalian, apakah kalian mempercayai ucapku?” Mereka menjawab,
“Ya, (kami percaya).” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku adalah pemberi
peringatan bagi kalian akan azab yang pedih.” Mendengar hal itu, Abu
Lahab langsung berkata, “Celakalah kamu sepanjang hari ini, apakah kamu
mengundang kami semua hanya untuk ini?” (Sebagai jawaban atas celaan
Abu Lahab ini), maka Allah ‘Azza wajalla menurunkan ayat :
“Celaka kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah ia.” (QS. Al Lahab ayat 1) (Hr. Ahmad V/17)
3. DAKWAH TERHADAP KAMPUNG ATAU DAERAH SEKITARNYA
Allah SWT berfirman : “dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah
Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan)
sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul
Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang
yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya
(Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya”. (QS Al-An’am
92).
Sesudah itu Allah SWT. menjelaskan bahwa Alquran itu adalah kitab
yang bernilai tinggi, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. penutup para
Rasul. Kitab itu turun dari Allah seperti halnya Taurat yang diturunkan
kepada Musa a.s. Hanya saja Alquran itu mempunyai nilai-nilai yang
lebih sempurna karena Alquran itu berlaku abadi untuk sepanjang masa.
Alquran itu di samping sebagai petunjuk juga sebagai pembenar
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dalam urusan tauhid, melenyapkan
kemusyrikan dan mengandung ajaran-ajaran pokok hukum syarak yang abadi
yang tidak berubah ubah sepanjang masa.
Juga sebagai pegangan bagi Rasulullah saw. untuk memperingatkan
umatnya, baik yang berada di Mekah atau di sekitar kota Mekah, ialah
orang-orang yang berada di seluruh penjuru bumi ini. Dimaksud dengan
orang-orang yang berada di sekitar kota Mekah, ialah orang-orang yang
berada di seluruh penjuru bumi, sesuai dengan pemahaman bahasa dan
pengertian ini ditegaskan sendiri oleh Allah SWT : “Alquran ini
diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu
dan kepada orang-orang yang sampai Alquran (kepadanya). (Q.S Al An’am
19)
Juga firman Allah SWT : Katakanlah, “Hai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua. (Q.S Al A’raf 158)
Dan sabda Nabi SAW : Semua nabi itu diutus hanya kepada kaumnya saja,
sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia. (HR Bukhari dan Muslim
dari Jabir bin Abdullah (Sahih Bukhari jilid 1, 70)
Dalam pada itu Allah SWT. menjelaskan bahwa orang-orang yang percaya
akan terjadinya hari kiamat dan kehidupan di akhirat, sudah pasti
mereka percaya kepada Alquran, karena orang-orang yang percaya kepada
kehidupan akhirat itu percaya pula akan akibat yang diterima pada hari
itu. Itulah sebabnya maka mereka selalu mencari petunjuk-petunjuk yang
dapat menyelamatkan diri mereka di akhirat kelak. Petunjuk-petunjuk itu
terdapat dalam Alquran, maka mereka tentu akan mempercayai Alquran itu,
percaya pada Rasulullah saw. yang menerima kitab itu dan taat kepada
perintah-Nya, melaksanakan salat pada waktunya secara terus menerus.
Disebutkan salat dalam ayat ini, karena salat itu adalah tiang agama
dan pokok dari semua ibadah. Orang yang melaksanakan salat dengan
sebaik-baiknya adalah pertanda bahwa orang itu suka melaksanakan ibadah
lainnya serta dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak melakukan
larangan larangan Allah.
Dalam ayat ini terdapat sindiran yang tegas yaitu adanya keingkaran
penduduk Mekah dan manusia-manusia yang mempunyai sikap seperti mereka
kepada Alquran dan menjelaskan bahwa mereka tidak mau menerima agama
Islam dan kerasulan Muhammad saw. adalah karena mereka tidak percaya
kepada kehidupan akhirat. Mereka merasa bahwa kehidupan hanya terjadi di
dunia saja.
4. DAKWAH ATAU TANGGUNG JAWAB MANUSIA SELURUH ALAM.
Allah SWT berfirman : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran
110)
Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin supaya tetap
memelihara sifat-sifat utama itu dan supaya mereka tetap mempunyai
semangat yang tinggi.
Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam
sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan
senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki oleh
kaum muslimin di masa nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri
mereka karena itu mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat
mereka telah dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di
bawah naungan Islam, hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji
keadilan, padahal mereka sebelumnya adalah umat yang berpecah belah
selalu berada dalam suasana kacau dan saling berperang antara sesama
mereka. Ini adalah berkat keteguhan iman. dan kepatuhan mereka
menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka
menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di
hati mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk
menegakkan kebenaran dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman
Allah : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, hanyalah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan rasul Nya. kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah,
mereka itulah orang-orang yang benar”. (QS. Al Hujurat 15)
Jadi ada dua syarat untuk menjadi sebaik-baik umat di dunia,
sebagaimana diterangkan dalam ayat ini, pertama iman yang kuat dan;
kedua menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat
yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila
kedua hal itu diabaikan dan tidak diperdulikan lagi, maka tidak dapat
disesalkan bila umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.
Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Ahli Kitab itu jika beriman
tentulah itu lebih baik bagi mereka. Tetapi sedikit sekali di antara
mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik tidak mau beriman.
mereka percaya kepada sebagian kitab dan kafir kepada sebagiannya yang
lain, atau mereka percaya kepada sebagian Rasul seperti Musa dan Isa dan
kafir kepada Nabi Muhammad SAW.
Ibnu katsir mengatakan ayat ini mengandung makna umum mencakup semua
ummat ini dalam setiap generasinya dan sebaik-baik generasi mereka
ialah orang-orang yang Rasulullah SAW diutus dikalangan mereka,
kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah
mereka.
Makna ayat ini sama dengan makna ayat lain :
Allah SWT berfirman : “dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu
(umat Islam), umat yang adil dan pilihan” (QS. Al Baqarah 143)
Bagaimana caranya mengamalkan ayat-ayat tersebut ?
1. Untuk diri sendiri dan keluarga salah satu usahanya yaitu kita buat ta’lim dirumah
2. Untuk kaum kerabat dan tetangga dekat silahturahmi, Jaulah untuk saling mengingatkan
3. Untuk kampung sekitar atau kota sekitar maka waktunya kami sediakan minimal 3 hari setiap bulan
4. Kemudian yang terakhir untuk seluruh manusia ini tentunya sangat
berat karena jumlah manusia lebih dari 6 milliar, maka dengan kelemahan
kami alim ulama telah ajak keluar dalam waktu yang agak lama yaitu 40
hari dan atau 4 bulan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Memang
seumur hidup belum tentu bisa mendatangi semua orang, tetapi Insya
Allah dengan niat untuk mendatangi seluruh manusia kemudian mengajak
orang yang lain buat usaha yang sama maka Allah akan terima niat kita,
sebagaimana Rasulullah SAW diutus untuk seluruh umat sampai hari
terakhir yang Allah kehendaki namun umur beliau hanya 63 tahun, tapi
Allah terima usaha yang dilakukan Rasulullah SAW sehingga usaha ini
masih akan berlanjut sampai hari terakhir yang Allah kehendaki. Jadi
usaha da’wah rasulullah yang dilakukan ini bukan hanya 3 hari, 40 hari
atau 4 bulan saja, tapi setiap hari dan seumur hidup kita untuk dakwah
dan dakwah menjadi maksud hidup.
Di Mushalla al-falah juga Sudah dihidupkan amalan Taklim yang dibaca selepas Shalat Magrib setiap hari.
Dan Musyawarah harian selepas shalat subuh.
Dan Musyawarah mingguan (Musyawarah halaqoh)" setiap hari Jum'at malam sabtu, di datangi dari beberapa daerah perwakilan halaqah (masjid/Mushalla) dari beberapa daerah desa, mengkapan, sungai limau, dayun, sialang sakti, siak 1 dan siak 2, kayu ara, sungai apit, tanjung kuras, dan kampoeng balak dan beberapa desa lainnya. Musayawarah ini bersifat umum dan terbuka bagi umat islam yang mana boleh memberikan setiap usulan yang terbaik untuk pengamalan dan syiar agama.