Senin, 28 Januari 2013

Syaidah Aisyah Binti Abu bakar

   Nabi hijrah => Umur 53 tahun.
Aisyah adalah wanita yang tajam pandangannya, bahkan sebagian besar sahabat kalau mndapatkan kesulitan mengenai Faroid maka mereka datang kepada Aisyah, untuk menanyakannya,maka Aisyah telah membuka kesulitan-kesulitan tersebut.

   "Hafidz ibnu Asyakir, meninggal tahun 701 orang yang paling bisa dipercaya pembicaraannya, sehingga beliau dilaqobi Hafidz  hadhihil ummah gurunya kurang lebih 80 wanita.
Diantara kewajiban kita adalah menengok kembali pada dirikita, setelah kita melihat pimpinan-pimpinan wanita kita.
  
    Aisyah putri dari pada Abu bakar, istri yang paling Nabi cintai, beliau masuk dalam madrasah kenabian  mulai umur 9 tahun. beliau belajar bersama Nabi selama 9 tahun.
beliau ditinggal oleh Nabi masih muda setelah keluar dari Nabi, beliaun orang yang pintar, orang yang ahli dalam bidang fiqih, sampai beliau dijuluki sebagai menaranya ilmu, dan beliau dijadikan rujukan oleh sahabat-sahabt lain, dan beliaupun  wanita yang banyak meriwayatkan hadits dari Nabi.

   Ibunya Aisyah=> Ummu Ruman bin Amr beliau hijrah bersama ibunya, beliau menikah dengan Nabi, belasan bulan sebelum hijrah, masih umur 9 tahun beliau telah mendapatkan ilmu yang banyak dari Nabi, dan keberkahannya beliau meninggal umur 63 tahun lebih beberapa bulan sama dengan Nabi.

   Aisyah lahir setelah adanya islam umur Aisyah itu lebih kecil 8 tahun dari Fathimah wanita yang sangat berwibawa, dan juga cantik sebab itulah beliau dinamakan " HUMAIRO" Nabi tidak pernah nenikah dengan wanita yang gadis kecuali Aisyah, dan Nabi tidak pernah menemukan cinta kepada wanita kecuali mncintai Aisyah tentunya setelah Khodijah.
Aisyah ini istri Nabi di dunia dan akherat.

    Amr bin As orang Makkah , ahli politik, dia masuk islam setelah ditekan oleh Raja Najasi. dia masuk islam bebarengan bersama Kholid bin Walid, Tholhah dia masuk islam pada tahun 8 hijriyah sebelum terjadinya Fathul Makkah dan dialah yang membuka kota Mesir.

   Nabi sangat mencintai paling afdhalnya laki-laki atau Perempuan dari Umat ini maka barang siapa yang menyakiti hati kedua kekasih Nabi ( Abu bakar dan Aisyah )" itu pantas mndapatkan murkanya Nabi dan Allah.

  Para sahabat jika ingin memberika hadiah kepada Nabi maka mereka mencari waktu Nabi dirumah Aisyah karena pada saat itu Nabi sedang bergembira dan lebih senang dari pada dirumah istri-istri Nabi yang lain.
 
   Aisyah telah diberi 9 perkara yang tidak diberikan kepada wanita yang lain setelah Maryam diantaranya :
.
1,
2.
3. ketika Nabi meninggal kepalanya ada di pangkuan Aisyah.
4. Nabi di kuburkan di rumahnya Aisyah.
5. Pernah wahyu turun  sedangkan Aisyah berada dalam selimut Nabi.
6. Aisyah putri daripada Kholifah yang pertama dan Sahabat.
7.  khodur-khodurnya Aisyah itu telah diturunkan dari langit.
8. Aisyah diciptakan dari perkara yang baik.
9. Aisyah sudah dijanjikan akan diberikan harta yang karim.

   Aisyah telah memberikan pada kita satu gambaran (mengenai pergaulan muasyarah dengan Nabi) .
Aisyah berumah tangga dengan Nabi sedangkan Aisyah masih bermain-main dengan teman wanitanya, yang sebaya dengannya.
pernah Nabi berdiri di depan pintu kamar Aisyah, sedangkan di Masjid  orang-orang Habasyah sedang bermain perang-perang, Nabi menutupi pintu dengan selendangnya supaya Aisyah dapat melihat melihat permainan tersebut.
  tidak ada wanita yang paling Aisyah cemburui kecuali Khodijah karena Nabi sering brcerita mengenai Khodijah akan tetapi Allah mnutupi kecemburuannya itu supaya kecintaan dalam hati Aisyah dengan Nabi tidak terkotori. Maka Nabi lebih mencintai Syaidah Aisyah sehingga kecemburuannya terhadap Syaidah Khodijah terkurangi.

5-Mei-2005
Ustadz Noor Thohir.

Wudhu' yang afdhal

        Dalam wudhu yang afdhalnya pada setiap af 'al disunnahkan untuk mengerjakannya 3 kali baik yang rukun maupun sunnahnya.
dalam masalah membasuh kepala menurut mazhab Syafi'i di sunnahkan 3 kali.
mengenai mengerjakan 3 kali pada setiap af 'alnya wudhu ada perbedaan pendapat terutama dalam masalah membasuh kepala (mashul ro'si)".
> ada yang menukilkan bahwa Nabi saw pernah membasuh kepalanya  ketika dalam Wudhu 3 kali.
> ada yang menukilkan bahwa Nabi saw pernah membasuh kepalanya  sekali dan juga pernah membasuhnya 2 kali.
> yang sekali ini menunjukkan bahwa itu yang wajib dikerjakan.
kenapa Nabi pernah mengerjakan membasuh kepala itu ada yang sekali, 2 kali dan 3 kali ?
padahal yang afdholnya 3 kali.
Nabi mengrjakan yang seperti itu wajib karena untuk menjelaskan pada ummatnya mengenai ahkamus syar'i.

        Nabi saw pernah mengerjakan membasuh kepala 1 kali, 2 kali dan 3 kali ini menunjukkan kalao orang membasuh kepalanya sekali itu sudah  mencukupi karena itu yang wajib, kalau mngerjakan 2 kali tidak apa-apa. kalau 3 kali itu yang lebih afdhal.

        Dalam masalah tertib, kalau seseorang meninggalkan tertib secara sengaja, pendapat yang mutlak dalam madzhab Syafi'i Wudhu'nya tidak syah.
Kalau seseorang yang meninggalkan tertib karena lupa, maka pendapat yang shahih tidak syah.
Tapi ada yang berpendapat syah lupa itu bukan menjadikan orang tidak tertib dalam wudhunya, itu bukan merupakan Udzur,..

8-februari-2005
Ustadz Zaini Dahlan

Tidak boleh menikahkan wanita dengan secara paksa

   Agama islam telah meletakkan wanita ditempat yang tepat yaitu mengurus rumah tangganya, bertanggung jawab mengenai rumahnya kerja wanita dirumah juga perlu dibantu  dengan orang laki-laki.
   Wanita diberi kemerdekaan untuk memilih Suami.
seandainya seorang laki-laki sudah melakukan aqad nikah dengan seorang wanita dan dia belom sampai menginap bersama kemudian ditinggalkan maka separuh dari mas kawinnya gugur. tetapi kalo sudah menginap maka mas kawinnya sempurna. setiap wanita itu duduk bareng bersama laki-laki. wanita itu harus mengetahui calon suaminya, dia suka atau tidak. tidak boleh menikahkan wanita dengan secara paksa.

              Baginda nabi saw memisahkan Khonsa' dengan suaminya karena dia tidak suka dengan suaminya.
Khonsa 'binti khodam, dia dari Bani amr bin auf bin aus. Rasulullah berjumpa dengan nya ketika beliau baru datang ke Madinah dan Khonsa masih gadis.
sesungguhnya yang melamarnya ada dua :
1. Abu lubabah.
    dia termasuk dari sahabat Nabi saw.
2. Seorang laki-laki dari Bani amr bin auf yakni masih termasuk keluarganya.
Khonsa memilih Abu lubabah, akan tetapi bapaknya menghendaki yang dari keluarganya, kemudian bapaknya menikahkannya dengan laki-laki yang dikhendaki tanpa seizin khonsa, padahal khonsa' tidak menyukainya maka Khonsa pergi ke Nabi mengadukan permasalahannya.

maka Nabi bersabda :
" NIKAHKANLAH DENGAN LAKI-LAKI YANG KAMU SUKAI"

Maka akhirnya Khonsa menikah dengan Abu lubabah.
Satu wanita yang tidak mengamalkan agama akan membahayakan, tapi satu wanita yang taqwa, solehah lebih baik dari pada  70 wali.
Wanita yang solehah bisa memasukkan 4 laki-laki dari keluarganya kedalam syurga, suaminya, bapaknya, dan anak laki-lakinya.
Tapi kalau wanita tidak Solehah bisa memasukkan 4 orang dalam Neraka, kalau seseorang masih ada hubungan suami istri nanti diakhirat akan saling tuntut.
jadi adanya hubungan suami istri ini untuk kerja sama dalam mengamalkan agama.
insya allah.....................!!! jami'an........................

takror..



Minggu, 27 Januari 2013

Khalifah Utsman

                               Hiro' ini merupakan salah satu gunung yang berada di makkah.
jaraknya dari kota Makkah kurang lebih 8kg.
jalan cuma bisa untuk satu orang dan terjal, kalau kita sudah sampai di puncak maka akan kelihatan Ka'bah.

> suatu hari Nabi berada di Gua Hiro' batu yang berada di tempat itu brgerak maka Nabi menenangkannya, tidaklah yang berada disini kecuali orang yang murni imannya dan akan mati syahid. maka benar orang-orang berada disitu mati syahid Abu bakar ra, Umar ra, dan Thalhah kematian yang lebih tinggi lagi dari mati syahid tentunya Nabi akan memintanya.

> kalau kita melihat perkara itu jangan dilihat dhahirnya, baik atau tidak tapi melihat syariatnya benar/tidak. kalau syariat aqidahnya benar maka dialah yang sukses.

Pada zaman Khalifah Utsman ada segolongan orang-orang dari Mesir yang menginginkan Saiyidina Utsman untuk Turun dari keKhalifahan, mereka pergi ke Makkah untuk mengepung rumah Saiyidina Utsman, akan tetapi ternyata di Madinah para Sahabat sudah siap untuk membantai orang-orang yang akan mengepung rumah Kholfah Utsman temasuk Syaidina ALi tetapi Syaidina Utsman malah berkata kepada Sahabat :

" JANGAN KARENA AKU KALIAN BERPECAH BELAH, KARENA AKAU PERNAH MENDENGAR NABI SAW BERSABDA : KALAU DIANTARA UMAT ISLAM TELAH TERJADI PERTUMPAHAN DARAH MAKA SAMPAI HARI KIAMAT TIDAK AKAN PERNAH RUKUN LAGI, SUSAH UNTUK BERSATU"...

Pada akhirnya para Sahabat tidak bisa berbuat apa-apa hanya brjaga-jaga disekitar rumah Syaidina Utsman sehingga beliau tidak bisa makan dan minum diwaktu itu ada seorang Yahudi yang masuk ke rumah dari atas rumah kemudian membunuh Sayidina Utsman yang sedang membaca Alqur'an sampai sebagian darahnya muncrat mengenai al-qur'annya. untuk kehormatan agama rela mengorbankna kehormatan  harta dan dirinya.

* Kalau zaman sudah banyak fitnah tehadap wali bin wali pun berani tidak lagi menghormati.
pada perang Tabuk, Syaidina Utsman lah yang mempersiapkan semua perbekalannya.
orang kalau amalannya lurus walaupun apapun yang terjadi tetap mulya bukan dilihat dunianya.
* Di Madinah ada sebuah sumur kepunyaannya orang yahudi, setiap orang yang minum harus membayarnya karena memang airnya enak, maka Nabi merasa susah melihat hal tsb kemudian beliau bersabda : " BARANG SIAPA YANG MEMBELI SUMUR ITU.............................................................................................................ILA AKHIR.

maka yang membeli sumur itu Syaidina Utsman dan belaiu memberikan air (sumur) itu secara cuma-cuma akan tetapi diakhir hayat beliau tidak bisa meminum air sumur tersebut. orang yang membunuh Syaidina Utsman adalah Abdur rahman ibnu Muljam.
* Sangking banyaknya amalan Syaidina Utsman, seandainya beliau berbuat maksiat tidak bisa menghapus amal kebaikannya, dalam sejarah kata Ulama' keruntuhan agama itu karena adanya pertengkaran dan pertengkaran itu disebabkan karena dunia dibalik dunia itu ada kaitannya dengan wanita.
belajar ilmu itu berat akan tetapi lebih berat mengamalkan ilmunya.

ada seorang sahabat yang datang ke Madinah sangking dinginnya tempat itu, ternyata dia sakit, karena sangking tidak betahnya menahan sakitnya akhirnya dia bunuh diri, bunuh diri itu termasuk dosa besar, tetapi tidak mnyebabkan seseorang itu telah keluar dari agama setelah kematiannya ada sahabat yang bermimpi kalau dia telah berada diSyurga. akan tetapi tangannya terluka, maka sahabat itu merasa heran" dia kan bunuh diri kok masuk syurga" kemudian dia pergi  kepada Nabi menanyakan hal tersebut..!!

NABI SAW BERSABDA:" PAHALA DIA BERHIJRAH LEBIH BESAR DARI PADA DOSA YANG TELAH IA KERJAKAN".

* Ketika Nabi hendak umroh bersama 1500 sahabat dilarang oleh orang-orang Makkah dan para Sahabat telah mendengar  Utsman telah terbunuh di Makkah, karena itu para Sahabat semua berbaiat kepada Nabi, mereka tidak akan pulang sampai tetesan darah penghabisan. tertibnya berbai'at pada Nabi itu setiap satu orang sahabat bersalaman dengan Nabi mengucapkan janji setia pada Nabi. disaat itu Utsman sudah tidak ada karena mnjalankan perintah Nabi untuk pergi keMakkah lebih dulu, maka Nabi bersabda :

" KARENA UTSMAN PERGI UNTUK MENJALANKAN PERINTAH ALLAH DAN RASULNYA MAKA TANGANKU YANG SATU INI SEBAGAI GANTI DARI PADA TANGANNYA UTSMAN UNTUK BERBAI'AT'

kemudian Nabi mengangkat tangannya dan menyalamkan kedua tangan Beliau.
tangan yang sebagai ganti itu lebih mulia dari pada tangan-tangan yang telah berbai'at untuk diri mereka sendiri.

wallahu a'lam.
takror.......................................!!!!

Sabtu, 26 Januari 2013

Duroh binti Abu lahab


    Duroh binti Abu Lahab adalah Putri Paman Nabi Muhammad Saw.
ketika ia ikut hijrah ke Madinah, dia tinggal di Rofi' ibnu Muala'. maka wanita-wanita Bani Zuraij karena ingin mengetahui apa benar ini putrinya Abu Lahab.! mereka bertanya apakah benar kamu anaknya Abu Lahab yang celaka itu.?
    kalau benar mengapa kamu hijrah, hijrahmu itu tidak ada manfaatnya karena kamu anaknya orang celaka. mendengar perkataan wanita-wanita Bani Zuraij Duroh pergi kepada Nabi dan mengadukan apa yang telah dikatakan wanita Bani Zuraij.
   Maka Nabi memerintahkan sepupunya itu untuk duduk. sebelum orang mau menasehati seseorang maka orang tersebut disuruh duduk supaya lebih enak.
Nabi kemudian pergi ke Masjid untuk shalat, selesai shalat beliau berkhotbah :
" Hai manusia, kenapa aku sering disakitkan dengan keluargaku?" Demi Allah sesungguhnya syafaatku akan sampai pada kerabatku................!!!!""

Bentuk badan seseorang ada pengaruhnya dengan sikapnya.

   Orang kalau cacat dari lahir itu berarti ada kekurangan otaknya dalam Thoriqoh, syarat orang yang bisa memimpin Thariqoh, orangnya tidak cacat sikapnya. seseorang keluar dari badannya dan dalam badannya ada onderdel-onderdilnya. kalau onderdilnya baik maka akan mengeluarkan sikap-sikap yang baik pula.
 
   Kesempurnaan Nabi dibagi-bagikan pada ummat  Baginda nabi , kesempurnaan dhohir dan bathinnya semua kumpul.

diantara sifatnya Nabi rambutnya panjang.
Baginda Nabi pernah menggundul rambut Beliau 3 kali pada masa beliau menjadi Rasul yaitu :
1. Pada waktu Umrotul qodha.
2. Pada waktu tidak boleh masu mekkah/hudaibiyah.
3. pada waktu Hajjatul wadha'.
 Seumur hidupnya Baginda Nabi kebanyakan rambutnya panjang. rambutnya Nabi itu ada tiga riwayat dalam hadits.
 Baiknya orang laki-laki rambutnya panjang sebahu, tapi kalau buat wanita yang baik panjangnya melebihi bahu. soalnya kalau wanita rambutnya pendek, kurang mengontrol emosi.

Nabi itu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, alias Pass...!!!
baginda nabi itu punya dada yang bidang, sehingga terlihat lebih sempurna.
Besar kepalanya menurut postur tubuhnya, Nabi punya bulu pada dadanya, ini termasuk kesempurnaan laki-laki.
Bulu dada Nabi mulai dari dada sampai atas pusat, bulu-bulu yang tidak pantas tumbuh dibadan itu tidak ada pada Nabi.
Rambut kalau lurus itu suatu kecacatan  dan kalau kriting itu juga cacat, yang baik rambut yang bergelombang. Wajah baginda Nabi itu Pass berdaging tapi sesuai,....!!!!
Mata yang baik adalah hitam.

Nabi kalau mnghadapi masalah sigap, tidak setengah-setengah Para nabi termasuk baginda Nabi allah berikan tanda kenabian berupa stampel diantara pundak. orang kalau ingin punya derajat dalam agama maka perlu mengikuti kehidupan Nabi, longgar dadanya, karena agama itu tidak sesuai dengan nafsu, kalau kita mau mngrjakan apa yang Allah sukai maka Allah pun akan memenuhi kesukaannya.
orang yang takut kepada allah dengan sungguh-sungguh maka orang lain yang melihatnya akan segan.
kalau kamu ingin meningkat , setiap ada masalah lihatlah diri kamu sendiri..!!! kalau setiap ada masalah melihat orang lain maka tidak akan bisa meningkat.
Diantara keistimewaan Nabi saw, : kalau orang berkumpul dengan beliau orang tersebut akan merasa sayang pada Nabi melebihi orang tuanya sendiri.
Musyawwarahnya baginda nabi sampai orang yang dekat dengan beliau, mencintai beliau melebihi yang lainnya, sebagai mana Sofia istri baginda Saw.



Nabi Muhammad Saw, (orang kalo tidak kenal maka tidak cinta).

    Orang kalau tidak kenal maka tidak cinta, kalau orang ingin cinta kepada seseorang diawali dengan cinta.
Nabi tinggal setelah diutus menjadi Nabi di Makkah 13 tahun dan tinggal di Madinah 10 tahun  2 hadist yang menerangkan tentang umurnya baginda Nabi ke dua-duanya benar.
Hadist yang pertama menyebutkan umur Nabi 63 tahun, kalau 63 tahun ini dilihat dari tahunnya/dihitung bulannya. sedangkan yang 65 tahun ini dihitung dari Tahunnya,.

    Rasulullah adalah orang yang sempurna,
 segala kebaikan ada di dalam dirinya
segala sesuatu pass dan serasi
karena Nabi tidak ada cacatnya sehingga sempurna, karena Nabi orang yang sempurna sehingga akhirnya prilakunya juga sempurna.

Diantara warna kulit putih yang terbaik adalah warna putih kemerah-merahan dan Rasulullah Saw kulitnya putih kemerah-merahan.
rambutnya yang bagus adalah rambut yang bergelombang tidak terlalu kriting dan juga tidak lurus.

    Nabi Muhammad Saw wafat dalam keadaan masih kelihatan kuat dan masih muda, sampai pada waktu wafat rambut putihnya kurang dari 20 helai sampai Sahabat hafal.
orang kalau sudah tau keistimewaan sesuatu maka diakan bertambah cinta kepada seseuatu tersebut.
begitu juga orang tidak bisa mencintai Nabi kalau tidak kenal dan tahu keistimewaan Nabi.
kadang-kadang barangnya itu sama tetapi keberkahannya tidak sama.

02-januari-2004
ngaji sore
bersama kiyai Ubaidillah (gus bed) pengasuh ponpes al-fatah temboro.

Nabi Muhammad Saw

Gotong Royong Mushalla AL-falah Pelabuhan Buton, Kec.Sei apit, Kab.Siak


 Pentingnya kebersamaan....

 Jika kita bergotong bersama insya allah apa yang kita lakukan akan menjadi ringan dan insya allah mudah selesai.
           
                 Memang jika kita banding dengan pengorbanan Sahabat nabi Saw, maka tidak ada apa-apanya. tapi mudah-mudahan Pengorbanan kita yang sedikit ini allah pandang dan allah terima amin ya rabbal alamien,,,,...
Berdasarkan alhasil Musyawwarah bersama tepatnya di Mushalla AL-falah Desa mengkapan, Kec.Sungai apit. Kab.Siak. Riau. Pada tanggal 18-01-2013 malam musyawwarah halaqah akan melaksanakan gotong royong bersama untuk pengeboran air (pengeboran untuk pipa air melintasi jalan raya) pada tanggal 25-01-2013 Pukul 08:30 wib alhamdulillah dapat dilaksanakan dengan baik.
Berbagai ujian dan tantangan alhamdulillah bisa dihadapi dengan sabar.

 Nama-nama yang hadir gotong royong :
1. Burhan (pak subur) ketua RT.
2. Mas'ud (ketua mushalla).
3. T.Syafrizal (bendahara mushalla).
4. Firmansyah (imam mushalla).
5. Naldi.
6. Sukandi.
7. Wondo.
8. Aloeng.
9. M.Yusuf.
10. Abdul aziz.
11. Khairunnas.
Musyawwarah sangat penting, Musyawwarah juga adalah perintah allah dan sunnah baginda Muhammad Saw.
karena apa saja yang kita lakukan berdasarkan keputusan Musyawwarah mengandung keberkahan sebagaimana kisah Perang handaq :

akhirnya jadi ingat kisah sahabat nich.........................???

berikut kisahnya:
ada seseorang yang mengeluarkan pendapatnya (usulannya)
Dalam musyawarah yaitu Salman Al Farisy berpendapat supaya menghadang tentara kafir dengan cara membuat parit yang besar disekeliling Kota Madinah yang terbuka.
 Cara pertahanan sedemikian itu merupakan cara yang biasa dipakai oleh bangsa Parsi . Beliau berkata: ”Wahai Rasulullah.. dahulu ketika kami di Parsi jika takut akan serbuan tentera kuda maka kami akan menggali parit disekitar kami.” 
Walaupun ide tersebut dikeluarkan oleh orang bawahan, Rasulullah saw sebagai ketua tidak ada masalah untuk menerimanya. Atas kerjasama semua, rancangan tersebut direalisasikan.
Dalam pembuatan parit ini, Rasulullah saw juga turut serta. Bahkan, setiap 10 orang kaum Muslimin harus bisa menyelesaikan penggalian parit sepanjang 40 meter. Menurut Syauqi Abu Khalil dalam bukunya Athlas Hadits, dalam penggalian itu, kaum Muslimin berhasil menggali parit sepanjang 5.544 meter dengan lebar 4,62 meter dan kedalaman parit mencapai 3,234 meter. Penggalian itu membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Sementara itu, dalam Ensiklopedi Islam disebutkan, lama penggalian itu memakan waktu sekitar 6 hari.


Waktu itu Kota Madinah sedang mengalami musim yang sangat dingin. Sedangkan kaum Muslimin banyak yang tidak mempunyai makanan yang secukupnya. Bahkan adakalanya sehungga tidak mempunyai apa-apa makanan. Kata Abu Thalhah : ” Kami pernah mengeluh kepada Rasulullah saw tentang rasa lapar yang kami deritai. Dan kami selalu mengikat perut kami dengan batu. Manakala Rasulullah saw pula mengikat perut baginda dengan dua batu. Kata Anas: “Waktu itu ketika Rasulullah saw keluar beliau saksikan kaum Muhajirin dan kaum Ansar bersama-sama menggali parit disuatu pagi yang amat dingin sekali sedangkan keadaan mereka amat lapar.
Syauqi menjelaskan, parit yang digali itu memanjang dari utara hingga selatan Madinah. Namun, saat ini, parit yang terletak di bagian selatan Madinah sudah hilang dan di dekatnya kini dibangun Masjid Fatah. Setelah beberapa hari menyelesaikan penggalian parit, datanglah tentara Quraisy yang berjumlah sekitar 10 ribu orang dari Makkah.
Umat Islam pun siap siaga menjaga Madinah. Rasulullah saw lalu membawa pasukannya sampai ke Gunung Silih (Saia) dan menjadikan tempat tersebut sebagai benteng pertahanan.
Namun, pasukan Quraisy tak menyadari akan menghadapi pertahanan kaum Muslimin dengan mengandalkan parit ini.
Mereka pun tak mampu melewati parit. Maka, saat kedua pasukan saling berhadap-hadapan, mereka tidak bisa melakukan peperangan sebagaimana biasa, yakni bertempur secara terbuka. Tentera Abu Sofyan yang tiba di Madinah amat kecewa karena mereka tidak mampu untuk menyeberangi parit, Strategi Khandaq (parit) yang di bina oleh Rasulullah saw ialah salah satu strategi perang yang baru di tanah Arab. Walau bagaimana pun, Tentara Abu Sofyan terus berkubu sekitar Madinah
Dengan adanya parit ini, kedua pasukan hanya bisa saling memanah. Dengan peperangan model ini, dari kubu kaum Muslimin menjadi syuhada sebanyak enam orang, sedangkan dari pasukan Quraisy sebanyak 12 orang. Dalam peristiwa ini, sempat terjadi duel satu lawan satu antara Ali bin Abi Thalib dengan Amr bin Abdu Wudd dan Ali berhasil membunuhnya.
Melalui Gunung Sila (Sal’a) ini Rasulullah saw dapat mengawal pergerakkan tentera Muslim dan juga mengawasi pergerakkan Musuh. Di Gunung Sila (Sal’a) ini Rasulullah saw bermunajat selama 3 hari dan turunnya kemudian surah Al-Ahzab. Dan kaum Muslimin berhasil memenangkan pertempuran ini atas diterimanya munajat Rasulullah saw dan Allah SWT memberikan kemenangan dengan sendirinya yaitu mengirimkan tentara Malaikat dan angin kencang yang memporak-porandakan orang kafir sampai lari terbirit-birit. (QS Al-Ahzab [33] 9).
Wahai orang-orang yang beriman, kenangkanlah nikmat Allah yang dilimpahkanNya kepada kamu. Semasa kamu didatangi tentera (Al-Ahzaab), lalu Kami hantarkan kepada mereka angin ribut (yang kencang) serta angkatan tentera (dari malaikat) yang kamu tidak dapat melihatnya. Dan (ingatlah) Allah SWT sentiasa melihat apa yang kamu lakukan. 
Ditambahkan Junaidi Halim dalam Makkah-Madinah dan Sekitarnya, masjid-masjid lainnya merupakan tempat pertahanan para sahabat Rasulullah saw ketika perang parit berlangsung. Untuk mengenang jasa mereka, dibangunlah masjid-masjid tersebut sebagai monumen penting dan diberi nama sesuai lokasi dan nama sahabat yang menempati tempat pertahanan tersebut.
Namun, karena kepentingan perluasan kawasan kota oleh Pemerintah Arab Saudi, beberapa lokasi masjid terkena gusur sehingga yang tersisa hanya lima buah dan dinamakan pula dengan Masjid Khamsah (Masjid Lima). Masjid yang tergusur adalah Masjid Abu Bakar dan Masjid Utsman. Wallahu Alam.

Semoga amal ibadah kita diterima allah swt. amien ya robbal alamin.....................

Kisah cinta Laila dan Qois (Majnun) yang tergila-gila karena cinta sehingga menjadi gila Benaran.


Sudah mnjadi kaidah dalam bercinta bahwa kita akan mncintai segala sesuatu yang berhubungan dengan yang kita cintai. jika kita mencintai seseorang, kita pun akan mncintai rumahnya, temboknya, lantainya, tamannya sampai hewan peliharaannya.

         Seorang penyair mengutip ucapan Qais, kekasih Laila yang termasyhur :

*Ketika aku lewat di kota Laila, aku cium dinding ini dan itu.
*Sebenarnya bukanlah kecintaan kepada kota itu yang menggetarkan hatiku, Namun Kecintaanku kepada orang yang tinggal di kota itu.

Berikut kisahnya ...............
seorang kepala suku Bani Umar di Jazirah Arab memiliki segala macam yang diinginkan orang, kecuali satu hal bahwa ia tak punya seorang anakpun. Tabib-tabib di desa itu menganjurkan berbagai macam ramuan dan obat, tetapi tidak berhasil.
Ketika semua usaha tampak tak berhasil, istrinya menyarankan agar mereka berdua bersujud di hadapan Tuhan dan dengan tulus memohon kepada Allah swt memberikan anugerah kepada mereka berdua. “Mengapa tidak?” jawab sang kepala suku. “Kita telah mencoba berbagai macam cara. Mari, kita coba sekali lagi, tak ada ruginya.”
Mereka pun bersujud kepada ALLAH, sambil berurai air mata dari relung hati mereka yang terluka. “Wahai Segala Kekasih, jangan biarkan pohon kami tak berbuah. Izinkan kami merasakan manisnya menimang anak dalam pelukan kami. Anugerahkan kepada kami tanggung jawab untuk membesarkan seorang manusia yang baik. Berikan kesempatan kepada kami untuk membuat-Mu bangga akan anak kami.”
Tak lama kemudian, doa mereka dikabulkan, dan ALLAH menganugerahi mereka seorang anak laki-laki yang diberi nama Qais. Sang ayah sangat berbahagia, sebab Qais dicintai oleh semua orang. Ia tampan, bermata besar, dan berambut hitam, yang menjadi pusat perhatian dan kekaguman.
Sejak awal, Qais telah memperlihatkan kecerdasan dan kemampuan fisik istimewa. Ia punya bakat luar biasa dalam mempelajari seni berperang dan memainkan musik, menggubah syair dan melukis.
Ketika sudah cukup umur untuk masuk sekolah, ayahnya memutuskan membangun sebuah sekolah yang indah dengan guru-guru terbaik di Arab yang mengajar di sana , dan hanya beberapa anak saja yang belajar di situ. Anak-anak lelaki dan perempuan dan keluarga terpandang di seluruh jazirah Arab belajar di sekolah baru ini.
Di antara mereka ada seorang anak perempuan dari kepala suku tetangga. Seorang gadis bermata indah, yang memiliki kecantikan luar biasa. Rambut dan matanya sehitam malam; karena alasan inilah mereka menyebutnya Laila-”Sang Malam”. Meski ia baru berusia dua belas tahun, sudah banyak pria melamarnya untuk dinikahi, sebab-sebagaimana lazimnya kebiasaan di zaman itu, gadis-gadis sering dilamar pada usia yang masih sangat muda, yakni sembilan tahun.
Laila dan Qais adalah teman sekelas. Sejak hari pertama masuk sekolah, mereka sudah saling tertarik satu sama lain. Seiring dengan berlalunya waktu, percikan ketertarikan ini makin lama menjadi api cinta yang membara. Bagi mereka berdua, sekolah bukan lagi tempat belajar.
Kini, sekolah menjadi tempat mereka saling bertemu. Ketika guru sedang mengajar, mereka saling berpandangan. Ketika tiba waktunya menulis pelajaran, mereka justru saling menulis namanya di atas kertas. Bagi mereka berdua, tak ada teman atau kesenangan lainnya. Dunia kini hanyalah milik Qais dan Laila.
Mereka buta dan tuli pada yang lainnya. Sedikit demi sedikit, orang-orang mulai mengetahui cinta mereka, dan gunjingan-gunjingan pun mulai terdengar. Di zaman itu, tidaklah pantas seorang gadis dikenal sebagai sasaran cinta seseorang dan sudah pasti mereka tidak akan menanggapinya. Ketika orang-tua Laila mendengar bisik-bisik tentang anak gadis mereka, mereka pun melarangnya pergi ke sekolah. Mereka tak sanggup lagi menahan beban malu pada masyarakat sekitar.
Ketika Laila tidak ada di ruang kelas, Qais menjadi sangat gelisah sehingga ia meninggalkan sekolah dan menyelusuri jalan-jalan untuk mencari kekasihnya dengan memanggil-manggil namanya. Ia menggubah syair untuknya dan membacakannya di jalan-jalan.

Ia hanya berbicara tentang Laila dan tidak juga menjawab pertanyaan orang-orang kecuali bila mereka bertanya tentang Laila. Orang-orang pun tertawa dan berkata, ” Lihatlah Qais , ia sekarang telah menjadi seorang majnun, gila!”
Akhirnya, Qais dikenal dengan nama ini, yakni “Majnun”. Melihat orang-orang dan mendengarkan mereka berbicara membuat Majnun tidak tahan. Ia hanya ingin melihat dan berjumpa dengan Laila kekasihnya. Ia tahu bahwa Laila telah dipingit oleh orang tuanya di rumah, yang dengan bijaksana menyadari bahwa jika Laila dibiarkan bebas bepergian, ia pasti akan menjumpai Majnun.
Majnun menemukan sebuah tempat di puncak bukit dekat desa Laila dan membangun sebuah gubuk untuk dirinya yang menghadap rumah Laila. Sepanjang hari Majnun duduk-duduk di depan gubuknya, disamping sungai kecil berkelok yang mengalir ke bawah menuju desa itu.
Ia berbicara kepada air, menghanyutkan dedaunan bunga liar, dan Majnun merasa yakin bahwa sungai itu akan menyampaikan pesan cintanya kepada Laila. Ia menyapa burung-burung dan meminta mereka untuk terbang kepada Laila serta memberitahunya bahwa ia dekat.
Ia menghirup angin dari barat yang melewati desa Laila. Jika kebetulan ada seekor anjing tersesat yang berasal dari desa Laila, ia pun memberinya makan dan merawatnya, mencintainya seolah-olah anjing suci, menghormatinya dan menjaganya sampai tiba saatnya anjing itu pergi jika memang mau demikian. Segala sesuatu yang berasal dari tempat kekasihnya dikasihi dan disayangi sama seperti kekasihnya sendiri.
Bulan demi bulan berlalu dan Majnun tidak menemukan jejak Laila. Kerinduannya kepada Laila demikian besar sehingga ia merasa tidak bisa hidup sehari pun tanpa melihatnya kembali. Terkadang sahabat-sahabatnya di sekolah dulu datang mengunjunginya, tetapi ia berbicara kepada mereka hanya tentang Laila, tentang betapa ia sangat kehilangan dirinya.
Suatu hari, tiga anak laki-laki, sahabatnya yang datang mengunjunginya demikian terharu oleh penderitaan dan kepedihan Majnun sehingga mereka bertekad membantunya untuk berjumpa kembali dengan Laila. Rencana mereka sangat cerdik. Esoknya, mereka dan Majnun mendekati rumah Laila dengan menyamar sebagai wanita. Dengan mudah mereka melewati wanita-wanita pembantu dirumah Laila dan berhasil masuk ke pintu kamarnya.
Majnun masuk ke kamar, sementara yang lain berada di luar berjaga-jaga. Sejak ia berhenti masuk sekolah, Laila tidak melakukan apapun kecuali memikirkan Qais. Yang cukup mengherankan, setiap kali ia mendengar burung-burung berkicau dari jendela atau angin berhembus semilir, ia memejamkan.matanya sembari membayangkan bahwa ia mendengar suara Qais didalamnya.
Ia akan mengambil dedaunan dan bunga yang dibawa oleh angin atau sungai dan tahu bahwa semuanya itu berasal dari Qais. Hanya saja, ia tak pernah berbicara kepada siapa pun, bahkan juga kepada sahabat-sahabat terbaiknya, tentang cintanya.
Pada hari ketika Majnun masuk ke rumah Laila, ia merasakan kehadiran dan kedatangannya. Ia mengenakan pakaian sutra yang sangat bagus dan indah. Rambutnya dibiarkan lepas tergerai dan disisir dengan rapi di sekitar bahunya. Matanya diberi celak hitam, sebagaimana kebiasaan wanita Arab, dengan bedak hitam yang disebut surmeh.
Bibirnya diberi yang seperti lipstick merah, dan pipinya yang kemerah-merahan tampak menyala serta menampakkan kegembiraannya. Ia duduk di depan pintu dan menunggu. Ketika Majnun masuk, Laila tetap duduk. Sekalipun sudah diberitahu bahwa Majnun akan datang, ia tidak percaya bahwa pertemuan itu benar-benar terjadi.
Majnun berdiri di pintu selama beberapa menit, memandangi, sepuas-puasnya wajah Laila. Akhirnya, mereka bersama lagi! Tak terdengar sepatah kata pun, kecuali detak jantung kedua orang yang dimabuk cinta ini. Mereka saling berpandangan dan lupa waktu.
Salah seorang wanita pembantu di rumah itu melihat sahabat-sahabat Majnun di luar kamar tuan putrinya. Ia mulai curiga dan memberi isyarat kepada salah seorang pengawal. Namun, ketika ibu Laila datang menyelidiki, Majnun dan kawan-kawannya sudah jauh pergi. Sesudah orang-tuanya bertanya kepada Laila, maka tidak sulit bagi mereka mengetahui apa yang telah terjadi. Kebisuan dan kebahagiaan yang terpancar dimatanya menceritakan segala sesuatunya.
Sesudah terjadi peristiwa itu, ayah Laila menempatkan para pengawal di setiap pintu di rumahnya. Tidak ada jalan lain bagi Majnun untuk menghampiri rumah Laila, bahkan dari kejauhan sekalipun. Akan tetapi jika ayahnya berpikiran bahwa, dengan bertindak hati-hati ini ia bisa mengubah perasaan Laila dan Majnun, satu sama lain, sungguh ia salah besar.
Ketika ayah Majnun tahu tentang peristiwa di rumah Laila, ia memutuskan untuk mengakhiri drama itu dengan melamar Laila untuk anaknya. Ia menyiapkan sebuah kafilah penuh dengan hadiah dan mengirimkannya ke desa Laila. Sang tamu pun disambut dengan sangat baik, dan kedua kepala suku itu berbincang-bincang tentang kebahagiaan anak-anak mereka.
Ayah Majnun lebih dulu berkata, “Engkau tahu benar, kawan, bahwa ada dua hal yang sangat penting bagi kebahagiaan, yaitu “Cinta dan Kekayaan”.
Anak lelakiku mencintai anak perempuanmu, dan aku bisa memastikan bahwa aku sanggup memberi mereka cukup banyak uang untuk mengarungi kehidupan yang bahagia dan menyenangkan. Mendengar hal itu, ayah Laila pun menjawab, “Bukannya aku menolak Qais.
Aku percaya kepadamu, sebab engkau pastilah seorang mulia dan terhormat,” jawab ayah Laila. “Akan tetapi, engkau tidak bisa menyalahkanku kalau aku berhati-hati dengan anakmu. Semua orang tahu perilaku abnormalnya. Ia berpakaian seperti seorang pengemis.
Ia pasti sudah lama tidak mandi dan iapun hidup bersama hewan-hewan dan menjauhi orang banyak. “Tolong katakan kawan, jika engkau punya anak perempuan dan engkau berada dalam posisiku, akankah engkau memberikan anak perempuanmu kepada anakku?”
Ayah Qais tak dapat membantah. Apa yang bisa dikatakannya? Padahal, dulu anaknya adalah teladan utama bagi awan-kawan sebayanya? Dahulu Qais adalah anak yang paling cerdas dan berbakat di seantero Arab? Tentu saja, tidak ada yang dapat dikatakannya.
Bahkan, sang ayahnya sendiri susah untuk mempercayainya. Sudah lama orang tidak mendengar ucapan bermakna dari Majnun. “Aku tidak akan diam berpangku tangan dan melihat anakku menghancurkan dirinya sendiri,” pikirnya. “Aku harus melakukan sesuatu.”
Ketika ayah Majnun kembali pulang, ia menjemput anaknya, Ia mengadakan pesta makan malam untuk menghormati anaknya. Dalam jamuan pesta makan malam itu, gadis-gadis tercantik di seluruh negeri pun diundang. Mereka pasti bisa mengalihkan perhatian Majnun dari Laila, pikir ayahnya.
Di pesta itu, Majnun diam dan tidak mempedulikan tamu-tamu lainnya. Ia duduk di sebuah sudut ruangan sambil melihat gadis-gadis itu hanya untuk mencari pada diri mereka berbagai kesamaan dengan yang dimiliki Laila. Seorang gadis mengenakan pakaian yang sama dengan milik Laila; yang lainnya punya rambut panjang seperti Laila, dan yang lainnya lagi punya senyum mirip Laila.
Namun, tak ada seorang gadis pun yang benar-benar mirip dengannya, Malahan, tak ada seorang pun yang memiliki separuh kecantikan Laila. Pesta itu hanya menambah kepedihan perasaan Majnun saja kepada kekasihnya. Ia pun berang dan marah serta menyalahkan setiap orang di pesta itu lantaran berusaha mengelabuinya.
Dengan berurai air mata, Majnun menuduh orang-tuanya dan sahabat-sahabatnya sebagai berlaku kasar dan kejam kepadanya. Ia menangis sedemikian hebat hingga akhirnya jatuh ke lantai dalam keadaan pingsan. Sesudah terjadi petaka ini, ayahnya memutuskan agar Qais dikirim untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah dengan harapan bahwa Allah akan merahmatinya dan membebaskannya dari cinta yang menghancurkan ini.
Di Makkah, untuk menyenangkan ayahnya, Majnun bersujud di depan altar Kabah, tetapi apa yang ia mohonkan? “Wahai Yang Maha Pengasih, Raja Diraja Para Pecinta, Engkau yang menganugerahkan cinta, aku hanya mohon kepada-Mu satu hal saja,”Tinggikanlah cintaku sedemikian rupa sehingga, sekalipun aku binasa, cintaku dan kekasihku tetap hidup.” Ayahnya kemudian tahu bahwa tak ada lagi yang bisa ia lakukan untuk anaknya.
Usai menunaikan ibadah haji, Majnun yang tidak mau lagi bergaul dengan orang banyak di desanya, pergi ke pegunungan tanpa memberitahu di mana ia berada. Ia tidak kembali ke gubuknya. Alih-alih tinggal dirumah, ia memilih tinggal direruntuhan sebuah bangunan tua yang terasing dari masyarakat dan tinggal didalamnya.
Sesudah itu, tak ada seorang pun yang mendengar kabar tentang Majnun. Orang-tuanya mengirim segenap sahabat dan keluarganya untuk mencarinya. Namun, tak seorang pun berhasil menemukannya. Banyak orang berkesimpulan bahwa Majnun dibunuh oleh binatang-binatang gurun sahara. Ia bagai hilang ditelan bumi.
Suatu hari, seorang musafir melewati reruntuhan bangunan itu dan melihat ada sesosok aneh yang duduk di salah sebuah tembok yang hancur. Seorang liar dengan rambut panjang hingga ke bahu, jenggotnya panjang dan acak-acakan, bajunya compang-camping dan kumal. Ketika sang musafir mengucapkan salam dan tidak beroleh jawaban, ia mendekatinya. Ia melihat ada seekor serigala tidur di kakinya.
“Hus” katanya, ‘Jangan bangunkan sahabatku.” Kemudian, ia mengedarkan pandangan ke arah kejauhan. Sang musafir pun duduk di situ dengan tenang. Ia menunggu dan ingin tahu apa yang akan terjadi. Akhimya, orang liar itu berbicara. Segera saja ia pun tahu bahwa ini adalah Majnun yang terkenal itu, yang berbagai macam perilaku anehnya dibicarakan orang di seluruh jazirah Arab.
Tampaknya, Majnun tidak kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan dengan binatang-binatang buas dan liar. Dalam kenyataannya, ia sudah menyesuaikan diri dengan sangat baik sehingga lumrah-lumrah saja melihat dirinya sebagai bagian dari kehidupan liar dan buas itu.
Berbagai macam binatang tertarik kepadanya, karena secara naluri mengetahui bahwa Majnun tidak akan mencelakakan mereka. Bahkan, binatang-binatang buas seperti serigala sekalipun percaya pada kebaikan dan kasih sayang Majnun. Sang musafir itu mendengarkan Majnun melantunkan berbagai kidung pujiannya pada Laila.
Mereka berbagi sepotong roti yang diberikan olehnya. Kemudian, sang musafir itu pergi dan melanjutkan petjalanannya. Ketika tiba di desa Majnun, ia menuturkan kisahnya pada orang-orang. Akhimya, sang kepala suku, ayah Majnun, mendengar berita itu. Ia mengundang sang musafir ke rumahnya dan meminta keteransran rinci darinya. Merasa sangat gembira dan bahagia bahwa Majnun masih hidup, ayahnya pergi ke gurun sahara untuk menjemputnya.
Ketika melihat reruntuhan bangunan yang dilukiskan oleh sang musafir itu, ayah Majnun dicekam oleh emosi dan kesedihan yang luar biasa. Betapa tidak! Anaknya terjerembab dalam keadaan mengenaskan seperti ini. “Ya Tuhanku, aku mohon agar Engkau menyelamatkan anakku dan mengembalikannya ke keluarga kami,” jerit sang ayah menyayat hati. Majnun mendengar doa ayahnya dan segera keluar dari tempat persembunyiannya.
Dengan bersimpuh dibawah kaki ayahnya, ia pun menangis, “Wahai ayah, ampunilah aku atas segala kepedihan yang kutimbulkan pada dirimu. Tolong lupakan bahwa engkau pernah mempunyai seorang anak, sebab ini akan meringankan beban kesedihan ayah. Ini sudah nasibku mencinta, dan hidup hanya untuk mencinta.” Ayah dan anak pun saling berpelukan dan menangis. Inilah pertemuan terakhir mereka.
Keluarga Laila menyalahkan ayah Laila lantaran salah dan gagal menangani situasi putrinya. Mereka yakin bahwa peristiwa itu telah mempermalukan seluruh keluarga. Karenanya, orangtua Laila memingitnya dalam kamamya. Beberapa sahabat Laila diizinkan untuk mengunjunginya, tetapi ia tidak ingin ditemani. Ia berpaling kedalam hatinya, memelihara api cinta yang membakar dalam kalbunya.

Untuk mengungkapkan segenap perasaannya yang terdalam, ia menulis dan menggubah syair kepada kekasihnya pada potongan-potongan kertas kecil. Kemudian, ketika ia diperbolehkan menyendiri di taman, ia pun menerbangkan potongan-potongan kertas kecil ini dalam hembusan angin. Orang-orang yang menemukan syair-syair dalam potongan-potongan kertas kecil itu membawanya kepada Majnun. Dengan cara demikian, dua kekasih itu masih bisa menjalin hubungan.
Karena Majnun sangat terkenal di seluruh negeri, banyak orang datang mengunjunginya. Namun, mereka hanya berkunjung sebentar saja, karena mereka tahu bahwa Majnun tidak kuat lama dikunjungi banyak orang. Mereka mendengarkannya melantunkan syair-syair indah dan memainkan serulingnya dengan sangat memukau.
Sebagian orang merasa iba kepadanya; sebagian lagi hanya sekadar ingin tahu tentang kisahnya. Akan tetapi, setiap orang mampu merasakan kedalaman cinta dan kasih sayangnya kepada semua makhluk. Salah seorang dari pengunjung itu adalah seorang ksatria gagah berani bernama ‘Amar, yang berjumpa dengan Majnun dalam perjalanannya menuju Mekah. Meskipun ia sudah mendengar kisah cinta yang sangat terkenal itu di kotanya, ia ingin sekali mendengarnya dari mulut Majnun sendiri.
Drama kisah tragis itu membuatnya sedemikian pilu dan sedih sehingga ia bersumpah dan bertekad melakukan apa saja yang mungkin untuk mempersatukan dua kekasih itu, meskipun ini berarti menghancurkan orang-orang yang menghalanginya! Kaetika Amr kembali ke kota kelahirannya, Ia pun menghimpun pasukannya. Pasukan ini berangkat menuju desa Laila dan menggempur suku di sana tanpa ampun. Banyak orang yang terbunuh atau terluka.
Ketika pasukan ‘Amr hampir memenangkan pertempuran, ayah Laila mengirimkan pesan kepada ‘Amr, “Jika engkau atau salah seorang dari prajuritmu menginginkan putriku, aku akan menyerahkannya tanpa melawan. Bahkan, jika engkau ingin membunuhnya, aku tidak keberatan. Namun, ada satu hal yang tidak akan pernah bisa kuterima, jangan minta aku untuk memberikan putriku pada orang gila itu”.
Majnun mendengar pertempuran itu hingga ia bergegas kesana. Di medan pertempuran, Majnun pergi ke sana kemari dengan bebas di antara para prajurit dan menghampiri orang-orang yang terluka dari suku Laila. Ia merawat mereka dengan penuh perhatian dan melakukan apa saja untuk meringankan luka mereka.
Amr pun merasa heran kepada Majnun, ketika ia meminta penjelasan ihwal mengapa ia membantu pasukan musuh, Majnun menjawab, “Orang-orang ini berasal dari desa kekasihku. Bagaimana mungkin aku bisa menjadi musuh mereka?” Karena sedemikian bersimpati kepada Majnun, ‘Amr sama sekali tidak bisa memahami hal ini.
Apa yang dikatakan ayah Laila tentang orang gila ini akhirnya membuatnya sadar. Ia pun memerintahkan pasukannya untuk mundur dan segera meninggalkan desa itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Majnun.
Laila semakin merana dalam penjara kamarnya sendiri. Satu-satunya yang bisa ia nikmati adalah berjalan-jalan di taman bunganya. Suatu hari, dalam perjalanannya menuju taman, Ibn Salam, seorang bangsawan kaya dan berkuasa, melihat Laila dan serta-merta jatuh cinta kepadanya.
Tanpa menunda-nunda lagi, ia segera mencari ayah Laila. Merasa lelah dan sedih hati karena pertempuran yang baru saja menimbulkan banyak orang terluka di pihaknya, ayah Laila pun menyetujui perkawinan itu. Tentu saja, Laila menolak keras. Ia mengatakan kepada ayahnya, “Aku lebih senang mati ketimbang kawin dengan orang itu.”
Akan tetapi, tangisan dan permohonannya tidak digubris. Lantas ia mendatangi ibunya, tetapi sama saja keadaannya. Perkawinan pun berlangsung dalam waktu singkat. Orangtua Laila merasa lega bahwa seluruh cobaan berat akhirnya berakhir juga.
Akan tetapi, Laila menegaskan kepada suaminya bahwa ia tidak pernah bisa mencintainya. “Aku tidak akan pernah menjadi seorang istri,” katanya. “Karena itu, jangan membuang-buang waktumu. Carilah seorang istri yang lain. Aku yakin, masih ada banyak wanita yang bisa membuatmu bahagia.”
Sekalipun mendengar kata-kata dingin ini, Ibn Salam percaya bahwa, sesudah hidup bersamanya beberapa waktu larnanya, pada akhirnya Laila pasti akan menerimanya. Ia tidak mau memaksa Laila, melainkan menunggunya untuk datang kepadanya.
Ketika kabar tentang perkawinan Laila terdengar oleh Majnun, ia menangis dan meratap selama berhari-hari. Ia melantunkan lagu-Iagu yang demikian menyayat hati dan mengharu biru kalbu sehingga semua orang yang mendengarnya pun ikut menangis. Derita dan kepedihannya begitu berat sehingga binatang-binatang yang berkumpul di sekelilinginya pun turut bersedih.
Namun, kesedihannya ini tak berlangsung lama, sebab tiba-tiba Majnun merasakan kedamaian dan ketenangan batin yang aneh. Seolah-olah tak terjadi apa-apa, ia pun terus tinggal di reruntuhan itu. Perasaannya kepada Laila tidak berubah dan malah menjadi semakin lebih dalam lagi.
Dengan penuh ketulusan, Majnun menyampaikan ucapan selamat kepada Laila atas perkawinannya: “Semoga kalian berdua selalu berbahagia di dunia ini. Aku hanya meminta satu hal sebagai tanda cintamu, janganlah engkau lupakan namaku, sekalipun engkau telah memilih orang lain sebagai pendampingmu. Janganlah pernah lupa bahwa ada seseorang yang, meskipun tubuhnya hancur berkeping-keping, hanya akan memanggil-manggil namamu, Laila”.
Sebagai jawabannya, Laila mengirimkan sebuah anting-anting sebagai tanda pengabdian tradisional. Dalam surat yang disertakannya, ia mengatakan, “Dalam hidupku, aku tidak bisa melupakanmu barang sesaat pun. Kupendam cintaku demikian lama, tanpa mampu menceritakannya kepada siapapun. Engkau memaklumkan cintamu ke seluruh dunia, sementara aku membakarnya di dalam hatiku, dan engkau membakar segala sesuatu yang ada di sekelilingmu” .
“Kini, aku harus menghabiskan hidupku dengan seseorang, padahal segenap jiwaku menjadi milik orang lain. Katakan kepadaku, kasih, mana di antara kita yang lebih dimabuk cinta, engkau ataukah aku?.
Tahun demi tahun berlalu, dan orang-tua Majnun pun meninggal dunia. Ia tetap tinggal di reruntuhan bangunan itu dan merasa lebih kesepian ketimbang sebelumnya. Di siang hari, ia mengarungi gurun sahara bersama sahabat-sahabat binatangnya. Di malam hari, ia memainkan serulingnya dan melantunkan syair-syairnya kepada berbagai binatang buas yang kini menjadi satu-satunya pendengarnya. Ia menulis syair-syair untuk Laila dengan ranting di atas tanah.
Selang beberapa lama, karena terbiasa dengan cara hidup aneh ini, ia mencapai kedamaian dan ketenangan sedemikian rupa sehingga tak ada sesuatu pun yang sanggup mengusik dan mengganggunya. Sebaliknya, Laila tetap setia pada cintanya. Ibn Salam tidak pernah berhasil mendekatinya.
Kendatipun ia hidup bersama Laila, ia tetap jauh darinya. Berlian dan hadiah-hadiah mahal tak mampu membuat Laila berbakti kepadanya. Ibn Salam sudah tidak sanggup lagi merebut kepercayaan dari istrinya. Hidupnya serasa pahit dan sia-sia. Ia tidak menemukan ketenangan dan kedamaian di rumahnya. Laila dan Ibn Salam adalah dua orang asing dan mereka tak pernah merasakan hubungan suami istri. Malahan, ia tidak bisa berbagi kabar tentang dunia luar dengan Laila.
Tak sepatah kata pun pernah terdengar dari bibir Laila, kecuali bila ia ditanya. Pertanyaan ini pun dijawabnya dengan sekadarnya saja dan sangat singkat. Ketika akhirnya Ibn Salam jatuh sakit, ia tidak kuasa bertahan, sebab hidupnya tidak menjanjikan harapan lagi. Akibatnya, pada suatu pagi di musim panas, ia pun meninggal dunia.
Kematian suaminya tampaknya makin mengaduk-ngaduk perasaan Laila. Orang-orang mengira bahwa ia berkabung atas kematian Ibn Salam, padahal sesungguhnya ia menangisi kekasihnya, Majnun yang hilang dan sudah lama dirindukannya.  Selama bertahun-tahun, ia menampakkan wajah tenang, acuh tak acuh, dan hanya sekali saja ia menangis.
Kini, ia menangis keras dan lama atas perpisahannya dengan kekasih satu-satunya. Ketika masa berkabung usai, Laila kembali ke rumah ayahnya. Meskipun masih berusia muda, Laila tampak tua, dewasa, dan bijaksana, yang jarang dijumpai pada diri wanita seusianya. Sementara api cintanya makin membara, kesehatan Laila justru memudar karena ia tidak lagi memperhatikan dirinya sendiri. Ia tidak mau makan dan juga tidak tidur dengan baik selama bermalam-malam.
Bagaimana ia bisa memperhatikan kesehatan dirinya kalau yang dipikirkannya hanyalah Majnun semata? Laila sendiri tahu betul bahwa ia tidak akan sanggup bertahan lama. Akhirnya, penyakit batuk parah yang mengganggunya selama beberapa bulan pun menggerogoti kesehatannya. Ketika Laila meregang nyawa dan sekarat, ia masih memikirkan Majnun.
Ah, kalau saja ia bisa berjumpa dengannya sekali lagi untuk terakhir kalinya! Ia hanya membuka matanya untuk memandangi pintu kalau-kalau kekasihnya datang. Namun, ia sadar bahwa waktunya sudah habis dan ia akan pergi tanpa berhasil mengucapkan salam perpisahan kepada Majnun. Pada suatu malam di musim dingin, dengan matanya tetap menatap pintu, ia pun meninggal dunia dengan tenang sambil bergumam, Majnun…Majnun. .Majnun.
Kabar tentang kematian Laila menyebar ke segala penjuru negeri dan, tak lama kemudian, berita kematian Lailapun terdengar oleh Majnun. Mendengar kabar itu, ia pun jatuh pingsan di tengah-tengah gurun sahara dan tetap tak sadarkan diri selama beberapa hari. Ketika kembali sadar dan siuman, ia segera pergi menuju desa Laila.
Nyaris tidak sanggup berjalan lagi, ia menyeret tubuhnya di atas tanah. Majnun bergerak terus tanpa henti hingga tiba di kuburan Laila di luar kota . Ia berkabung dikuburannya selama beberapa hari.
Ketika tidak ditemukan cara lain untuk meringankan beban penderitaannya, per1ahan-lahan ia meletakkan kepalanya di kuburan Laila kekasihnya dan meninggal dunia dengan tenang. Jasad Majnun tetap berada di atas kuburan Laila selama setahun. Belum sampai setahun peringatan kematiannya ketika segenap sahabat dan kerabat menziarahi kuburannya, mereka menemukan sesosok jasad terbujur di atas kuburan Laila.
Beberapa teman sekolahnya mengenali dan mengetahui bahwa itu adalah jasad Majnun yang masih segar seolah baru mati kemarin. Ia pun dikubur


#Tentang Penulis Laila Majnun, Syaikh Sufi Mawlana Hakim Nizhami qs :
Syaikh Hakim Nizhami qs merupakan penulis sufi terkemuka diabad pertengahan karena dua roman cinta yang menyayat hati, yaitu Laila & Majnun serta Khusrau & Syirin. Kisah sedih Laila & Majnun , dimana Majnun yang berarti “Tergila-gila akan Cinta”, karena cintanya yang tak sampai pada Laila, akhirnya membuatnya gila. di samping Laila. Tubuh dua kekasih itu, yang kini bersatu dalam keabadian, kini bersatu kembali.








Mushalla alfalah, Pelabuhan Buton, Kec. Sei apit, Kab. Siak.

Rabu, 16 Januari 2013

BEDANYA SYIRIK DENGAN IMAN

 Banyak sekali orang bertanya hari ini apa beda orang-orang Musyrik dan orang beriman, apa beda zina dengan hubungan suami istri dan apa bedanya orang munafik dan orang mukmin?
            sebenarnya jawabannya simple saja, namun yang sangat sulit adalah pemahamannya dan pengamalannya, apalagi menyampaikannya.

Bedanya syirik dengan iman.

Syirik itu adalah menjadikan, mengadakan, membuat tuhan selain Allah Swt...
                           misalnya begini : ketika seseorang ditimpa penyakit atu musibah secara mendadak. apa mula-mula teringat dan tindakan apa yang pertama kali dilakukan. kalau yang teringat obat apa yang bisa menyembuhkan saya, dokter siapa yang bisa menolong saya. Demikian juga ketika seseorang ditimpa musibah, siapa yang bisa menolong saya, dari mana sumber duit untuk menyelesaikan persoalan saya,. pikiran atau tindakan begini telah tergolong syirik atau disebut telah mensyariatkan ke-besaran Allah Swt.
                                                            Namun bukan berarti kita kalau sakit tidak boleh berobat atau pergi kepada dokter. itu boleh-boleh saja, tetapi yang penting bagi orang yang beriman jika diserang penyakit atau musibah, pertama kali yang dilakukan adalah" ingat kepada Allah dan mohon bantuan kepada-Nya. dalam dirinya berkeyaqinan bahwa yang mendatangkan penyakit dan musibah adalah Allah dan yang bisa menolongnya  juga Allah. setelah itu barulah dia mencari atau membeli obat sesuai dengan resep Dokter. Maksudnya Allah dinomor satukan dan Makhluk di nomor duakan dan seterusnya.
                 Begitu pula ketika seseorang ditimpa musibah atau cobaan, maka yang pertama kali dia lakukan adalah ISTIGFAR, mohon ampun kepada Allah. kemudian dia memohon bantuan kepada Allah, barulah dia berikhtiar dan berusaha mencari bantuan kepada saudara-saudara yang lain.

Bedanya kumpul kebo dengan Suami istri.

   Sekarang banyak yang terjadi yang disebut kumpul kebo", Seks bebas alias Zina dikalangan umat. kalau dilihat dari segi kerjanya dan rasanya, ya sama saja dengan hubungan suami istri. Beda apanya? bagi orang beriman  perkumpulan dua jenis lelaki dan perempuan itu diawali dengan pernikahan baru kawin pakai aturan agama. Pernikahan mempunyai syarat khusus, pertama dibacakan ijab kabul, istigfar dan dua kalimat syahadat. kedua ada Wali nikah, ketiga ada Uang mahar, keempat ada saksi pernikahan.
                 bagi yang kumpul kebo yang waktu kerjanya sama, dan rasanya sama, namun hasilnya berbeda. Dia kawin mengikuti kehendak hawa nafsu, akan melahirkan anak haram jaddah, orang kampung mendapat bala. setelah mati perbuatan haram itu akan mengantarkannya kedalam neraka jahannam yang adzabnya sangat pedih.
                                                           Sedangkan bagi orang beriman akan melahirkan anak-anak salih dan salihah, berguna bagi keluarga, bangsa dan agama. mereka akhirnya akan mendiami Syurga Allah yang penuh kenikmatan.

Bedanya Mukminin dengan Munafik.

   Perkara mukmin dan munafik ini memang sulit untuk dikaji karena kadang kala kasusnya terjadi diantara orang yang sama-sama beragama Islam.
Untuk mengetahuinya tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi memerlukan pengorbanan, latihan dan perasaan.
Misalnya : kalau kita ambil segelas madu lebah sebagai obat, lalu kita ambil segelas minyak oli, kemudian kita lihat dan cermati ditempat yang sama. Sekilas dilihat dengan mata telanjang, atau bahkan dengan kaca pembesar, warnanya sama saja.lalu diraba dengan jari tangan, rasa gelinyirnya juga sama tak ada bedanya. kapan kita tahu persis perbedaannya? kedua benda itu, oli mesin dan madu lebah, setelah dikecup dengan lidah, barulah otak dan hati kita membenarkannya (ilmu yaqin) bahwa madu lebah itu rasanya manis penuh kenikmatan dan penuh vitamin. dan oli mesin rasanya pahit masam, kalau diminum akan mengakibatkan jasmani keracunan yang membawa maut. sekarang tergantung kita mau minum madu (obat) atau oli (racun). jawabannya, amalan perbuatan, iman dan amal shalih.


MAULANA-MAULANA DIHANTAR DARI LUAR NEGERI

    Untuk kerja pergerakan dakwah ini kami diantar oleh Allah Swt, kesini,bukan didatangkan atau diundang. karena kerja Dakwah ini merupakan tanggung jawab saya dan kita semua., justru itu kita harus berani mengorbankan diri harta dan masa.
                       kerja dakwah adalah kerja seluruh Para Nabi, Rasul dan Sahabatnya.kerja ini kerja yang sangat besar "DAKWAH" yaitu memperkenalkan kebesaran Allah swt dan menyuruh Umat manusia ini untuk menyembah Allah swt "(SHALAT 5 WAKTU)"

             Kalau ada amalan dan pahala yang lebih besar dari itu, barang tentu Allah swt, akan memberikannya kepada seluruh Nabi dan Rasul KekasihNya. justru itu kita harus paham dengan KEBESARAN, KEMULIAAN dan KETINGGIAN kerja Dakwah ini. kerja Dakwah ini telah dijamin oleh Allah swt yang maha pencipta, dan mendapat RIDHA dari-Nya, menuju kejayaan, kebahagian dunia dan akherat.
              
 
                Demikian inti dari bayan maulana-maulana yang datang dari India, Pakistan, Bangladesh, Timur tengah dan Negara Jiran termasuk Negara Lokal.
    Tugas Dakwah (amar makruf nahi munkar) ini adalah tugas para Nabi dan Rasul. terakhir kepada Nabi kita Muhammad Saw., kemudian tugas ini dilimpahkan kepada kita sebagai Ummatnya, Ummat akhir zaman ini.
                          Sekarang perlu kita intropeksi, apakah tugas itu sudah kita jalankan apa belom? kalau belum bersegeralah melakukannya.!!!
                    Semua orang boleh saja mengaku, "Saya ummat Nabi Muhammad Saw." tapi apakah kita diakui oleh Nabi saw? sebab semua mengaku dan diakui itu berbeda, jelas beliau. Supaya kita mulia disisi Allah dan diakui sebagai ummat Nabi Muhammad Saw dan berhak mendiami syurga-Nya Allah, buatlah kerja Dakwah dengan tertib dan sungguh-sungguh sebagaimana dicontohkan Baginda Rasul bersama Para Sahabatnya tempo dulu.
                                                                       kini banyak sekali orang yang mati, takut sekali gak punya harta, tidak punya jabatan, tapi sedikit sekali orang takut mati jika tidak membawa iman. orang yang mati tidak membawa iman dan amal sudah pasti yang ditanggungnya azab Allah yang sangat pedih penuh penderitaan selama-lamanya.


UMAR BIN KHATTAB MENANGIS

      Beliau mengisahkan kehidupan Rasulullah Saw, tempo dulu.
Suatu ketika Khalifah Umar Bin Khattab r.a menangis melihat kehidupan Rasulullah Saw, dirumah istri Beliau Aisyah Radiyallahu anha. Umar r.a melihat persedian makanan Rasulullah Saw hanya setengah karung gandum di sudut kamar Beliau.

       "Kenapa Engkau menangis wahai Umar ?" tanya baginda Nabi Saw.
                                                                         "Ya Rasulullah, Engkau adalah seorang Nabi allah yang dikaruniakan mukjizat, tapi kehidupan engkau sangat sederhana, sedangkan Raja Persia dan Romawi, mereka ingkar kepada allah, tetapi mereka mempunyai harta melimpah ruah. karena itulah Saya menangis," jawab Umar.

         "Lalu Nabi menerangkan, "wahai sahabatku Umar, ketahuilah bahwa kesenangan kita yang beriman dan beramal shalih bukanlah berada di Dunia ini, tetapi di alam akhirat di Syurga  Allah Swt.."

                                                                              Kehidupan di dunia ini adalah tempat berusaha yang penuh ujian dan cobaan bagi orang-orang beriman. jika dia lolos mnghadapi ujian dan cobaan dunia ini, berhasil membina iman dan amal salih, maka berbahagialah ia selama-lamanya kelak,.



                                            

KEHIDUPAN AGAMA DI MADINAH

Untuk menghidupkan agama ini juga haru mengikuti kehidupan Madinah al Munawwarah sebagaimana yang di buat Baginda Nabi Muhammad Saw awal-awal dulu,. apa itu ??

1. Tahukah agama, maksudnya kita harus belajar agama itu terlebih dahulu.

2. Amal agama, maksudnya kita yang terlebih dahulu mengamalkan ajaran agama, baru orang lain.

3. Dakwahkan agama, maksudnya setelah kita bisa mengamalkan agama, wajib didakwahkan, sampaikan kepada saudara-saudara kita yang lain sesuai dengan jangkauan kita.

Setidak-tidaknya bisa menghidupkan amalan-amalan masjid yang kita kunjungi. Apa itu amal Masjid ialah :

1.  Hidupkan amalan Dakwah ilallah.
2. Ta'lim wa Ta'lum, Baca kitab Al-qur'an dan Al-hadist.
3. Dzikir Ibadah, adalah Shalat wajib, Sunnat, Dzikir dan Doa.
4. Berkhidmat, memenuhi keperluan Jama'ah untuk Agama.

CERITA LUCU MALAM INI

Add caption

Seorang suami mendapat tugas dinas kerja di luar kota. Setelah tiba, dia langsung check-in di sebuah hotel. Sang suami mendapati komputer dan internet telah terpasang di kamar hotelnya. Dengan gembira ia menulis e-mail mesra kepada istrinya.
Celakanya, tanpa sadar dia salah mengetik alamat e-mail istrinya. Tanpa menyadari kesalahannya, dia tetap mengirimkan e-mail tersebut.

Di lain tempat, seorang wanita [penerima e-mail yang salah] baru saja kembali dari
pemakaman suaminya yang telah wafat. Setelah tiba di rumah, dia langsung mengecek e-mailnya untuk membaca ucapan belasungkawa. Baru saja membaca e-mail pertamanya, dia langsung jatuh pingsan. Anak sulungnya pun membacanya dan ikut jatuh pingsan juga.

Dan ternyata tulisan dari e-mail itu :

To : Isteriku tercinta
Subject : Papa sudah sampai, Ma.... !!!

Papa tahu, pasti Mama kaget tapi senang dapat kabar dariku. Ternyata di sini mereka udah pasang internet juga. Katanya biar bisa berkirim kabar ke orang-orang tercinta di rumah.
Papa baru saja sampai. Di sini rasanya nyaman sekali. Mereka juga sudah mempersiapkan segalanya untuk kedatangan Mama besok.
Nggak sabar deh nungguin Mama. Semoga perjalanan Mama ke sini juga mengasyikkan seperti perjalanan Papa kemarin.
Love you Mama...
Kalau bisa, anak-anak diajak, Mah..